The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (51)

- 22 Desember 2020, 15:24 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com

 

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya, "Jang, betulkah tadi yang ujang perbincangkan teh demikian?" seorang aki-laki paruhbaya mendekat.

"Betul, Pak," jawab Ajum.

"Itu mah sebetulnya rahasiah umum, Pak!" jawab Kabayan.

"Rahasiah umum? Malah baru dengar," lelaki paruhbaya kerutkan kening.

Baca Juga: Innalillahi, Menghilang dari Indonesian Idol, Penyanyi Rossa Ternyata Terserang Penyakit Ini

"Baru, ya? Memang Bapa bukan orang Kampung Cingur begitu?" tatap Kabayan penasaran.

"Bukan," jawabnya.

"Hehe, ada-ada saja atuh bapak mah," Kemed tertawa.

"Ih, jangan gitu, Euy!" sela Kabayan. "Wajar jika bapak bertanya demikian. Saya juga bukan orang sini, baru dengar tadi siang ketika warga mengepung babi hutan di sawah."

Baca Juga: Sepanjang 2020, Polri Klaim Tangkap 228 Tersangka Teroris

"Bapak juga hampir bersamaan dengan Ki Jumanta datang ke kampung ini. Hanya niatnya saja yang berbeda, Jang." terangnya.

"Maksudnya?" Berikut lanjutannya;

"Kalau Ki Jumanta jelas-jelas ingin memburu babi hutan. Karena yang Bapak perhatikan dia itu Paninggaran tulen," jelasnya. "Sedangkan bapak mah ke sini teh ada yang sedang dicari,"

"Nyari babi hutan juga?" potong Kemed. "Jempe heula atuh, Bro! Silaing mah loba interupsi, bere heula batur kesempatan berbicara. Kalau orang lain sudah beres baru kamu ngomong. Hargaan batur!" ujar Ajum panjang lebar.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Bandung Ajak Milenial Peduli Covid-19

"Sakali we atuh ngabejaan mah, Bray! Teu kudu panjang lebar memberikan saya kuliah," geram Kemed.

"Geuslah, Euy! Kalian teh jangan saruana!" Kabayan melirik pada kedua temannya, lalu ke arah lelaki paruhbaya. "Pak, mangga teraskeun!"

"Tidak apa-apa, Jang! Mungkin bapak mengganggu kalian ikut nimbrung tadi. Bapak permisi!" lelaki paruhbaya bangkit dari duduknya.

"Mau ke mana, Pak? Kenapa tidak dilanjutkan ngobrolnya?"

Baca Juga: Coba Melarikan diri Saat Ditangkap, DS Terpaksa Dilumpuhkan dengan Tembakan di Kakinya

"Lain kali saja!" lelaki paruhbaya pergi mencari tempat duduk yang agak jauh dari mereka.

"Tuh silaing mah! Jadi weh si bapak itu pundung!" lirik Kabayan.

"Pundungan, Bray, aki-aki teh! Baelah da kita mah tidak punya urusan dengan dia. Urusan kita mah tinggal satu bukan?"

"Benar, Kabayan. Urusan kita mah tinggal satu nyari Nyi Iteung. Kade kapopohokeun, Bro?" timpal Ajum.

Baca Juga: Terungkap, Riset Vaksin Covid-19 Gunakan Janin Aborsi Vatikan Berikan Pernyataan

"Moal atuh nu hiji eta mah, Euy. Urang peting ieu perlu istirahat dulu. Besok pagi kita kembali berpetualang," Kabayan berebahkan punggungnya pada sandaran kursi reyot di sudut ruangan. Matanya dipejambakan seakan-akan mengantar perasaannya menuju alam lamunan.

Lelaki paruhbaya yang tadi sempat ngobrol dengan Kabayan dan kawan-kawan mendekati Mang Karman.

Lalu mereka bercakap-cakap entah apa yang sedang dibicarakan. Hal itu tidak terlepas dari pengamatan Aju yang duduk disamping Kabayan.

Baca Juga: Kapolda Larang Perayaan Tahun Baru di Wilayah Jabar, Khusus Kota Bandung Sejumlah Jalan Ditutup

"Ngobrolkeun apa kira-kira laki-laki itu, Bro?"

"Sudahlah! Berisik! Bukannya tadi kalian telah membuat dia pergi, Euy!" Kabayan seakan-akan tidak peduli. Matanya semakin dipejamkan.

Keesokan harinya Kabayan dan kawan-kawan sudah pergi meninggalkan warung Mang Karman. Langkah kakinya pelan, meninggalkan Kampung Cingur. Nun jauh di depan mereka lelaki paruhbaya yang semalam ketemu dengan mereka sedang duduk di tepi jalan.

Bersambung....***

 

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x