“Rectal (anal) swab dilakukan dengan mengambil sampel di daerah anus. Pasien akan diminta menungging, lalu tangan kiri petugas akan membuka lubang anus. Kemudian tangan kanan akan memasukan kapas lidi steril (alat pengambil swab),” jelas dr. Devia.
“Setelah dimasukkan ke anus, kira-kira sedalam 2-3 cm, kapas lidi dikeluarkan sambil diputar. Setelah itu, kapas lidi mengandung spesimen langsung diletakkan ke dalam wadah steril untuk diperiksa laboratorium,” dia melanjutkan.
Untuk membandingkan mana yang lebih akurat, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut soal tes Covid-19 ini. Anjuran swab anal atau tenggorokan dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien dan kebutuhan skrining virus corona.
Dilansir dari jurnal Future Medicine, peneliti di Cina menemukan beberapa kasus perbedaan hasil swab anal dan swab tenggorokan.
Dalam beberapa kasus, hasil swab tenggorokan dan hidung pasien dinyatakan negatif. Namun, ketika diperiksa melalui swab anal, hasilnya positif.
Berdasarkan studi kecil tersebut, peneliti memberi saran untuk melakukan pemeriksaan swab anal bagi pasien Covid-19 yang membaik dan akan pulang ke rumah.
Pengujian swab anal ini dianjurkan mengingat virus corona dapat bertahan lebih lama di feses atau anus. Oleh sebab itu, beberapa peneliti mereka mengatakan swab anal jauh lebih efektif dibanding swab hidung dan tenggorokan.
Kendati dalam beberapa kasus swab anal menghadirkan hasil yang akurat, namun tidak semua dokter atau ahli mendukung pemeriksaan tersebut.