PENTING! Oximeter Bagi Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri, Begini Cara Menggunakan dan Fungsinya

- 9 Februari 2021, 12:15 WIB
Oximeter, pengukur oksigen dalam tubuh/darah, salah satu gejala terbaru covid-19 adalah berkurangnya oksigen dalam tubuh maka bisa di cek dengan alat ini untuk mengambil tindakan selanjutnya jika di ketahui kadar oksigen rendah, biasannya pasien akan sangat lemas.
Oximeter, pengukur oksigen dalam tubuh/darah, salah satu gejala terbaru covid-19 adalah berkurangnya oksigen dalam tubuh maka bisa di cek dengan alat ini untuk mengambil tindakan selanjutnya jika di ketahui kadar oksigen rendah, biasannya pasien akan sangat lemas. /Tokopedia

GALAMEDIA - Oximeter, alat kesehatan yang saat ini sering didengar, utamanya bagi mereka pasien Covid-19. Terlebih, belum lama ini, WHO mengimbau seluruh masyarakat, khususnya yang sedang menjalani isolasi mandiri, untuk memiliki oximeter.

Alat ini digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah dan mencegah gangguan kesehatan yang dapat disebabkan oleh kurangnya oksigen di dalam tubuh. Berbagai institusi kesehatan, termasuk WHO, mulai menyarankan masyarakat untuk menyediakan oximeter di rumah.

Dikutip Galamedia dari berbagai sumber, oximeter (pulse oximeter) adalah alat pengukur kadar oksigen dalam darah. Alat ini penting untuk Anda miliki karena kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh umumnya tidak menimbulkan gejala.

Baca Juga: TERBARU, Harga Emas Hari Ini, Selasa, 9 Februari 2021 Ada yang Stabil juga Naik, Antam 2 Gram Rp1.900.000

Padahal, kondisi tersebut sangat berbahaya dan mengancam nyawa bila tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting untuk selalu memantau kadar oksigen dalam tubuh, terutama bagi seseorang yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri.

Namun, tak hanya untuk Covid-19, alat ini juga berperan penting untuk mendeteksi kadar oksigen dalam darah yang bisa menurun akibat berbagai kondisi atau penyakit lain, seperti:

Gagal napas
Asma
Pneumonia
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Gagal jantung
Anemia
Asfiksia

Baca Juga: Supremasi Militer China dan Rusia Kian Mengancam, Amerika Perkuat Armada B-52 Bomber Paling Brutal di Dunia

Cara Menggunakan Oximeter
Alat ini umumnya berbentuk klip yang digunakan dengan cara dijepitkan di jari tangan. Setelah terpasang, sensor pada alat oximeter akan mengevaluasi jumlah hemoglobin atau zat di dalam sel darah merah yang bertugas untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

Alat oximeter dilengkapi dengan layar monitor kecil. Pada layar monitor tersebut, akan ditampilkan hasil pengukuran kadar oksigen dalam darah. Berikut ini adalah beberapa tips dan cara menggunakan oximeter dengan baik dan benar:

- Cuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan oximeter.
- Pastikan kuku dalam kondisi bersih, tidak panjang, dan hindari penggunaan cat kuku berwarna gelap atau kuku palsu.
- Hangatkan jari tangan, terutama jika jari terasa dingin.
- Nyalakan oximeter dan posisikan jari, baik jari telunjuk, jari tengah, atau ibu jari, di antara capit oximeter.

Baca Juga: Wajib Tahu : Ini Dia Rekomendasi Channel Podcast di Youtube, Selalu Trending
- Setelah oximeter terpasang, diam dan tunggu selama beberapa detik hingga alat berhasil mengukur kadar oksigen dalam darah.
- Pada layar oximeter, tertera dua angka dengan arti yang berbeda. Angka yang ditandai dengan %SpO2 menunjukkan saturasi oksigen dalam darah, sedangkan angka yang tertera sebagai huruf HR (heart rate) menunjukkan jumlah denyut nadi atau detak jantung Anda.

Saturasi oksigen dikatakan normal apabila nilai saturasi oksigen (%SpO2) berada di angka 95% atau lebih. Sementara itu, seseorang dikatakan mengalami kekurangan oksigen atau hipoksemia jika nilai saturasi oksigennya turun hingga kurang dari 92%. Kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan dari dokter.

Baca Juga: Ayo Segera Dapatkan Bantuan Rp1 Juta, Cukup Modal KIP dan Cek Link Ini

Happy hypoxia atau silent hypoxia

Kadar saturasi oksigen dalam darah hanya bisa ditentukan melalui dua cara, yaitu dengan alat oximeter dan pemeriksaan penunjang berupa analisa gas darah. Sayangnya, pemeriksaan penunjang tersebut tidak praktis dan hanya bisa dilakukan di laboratorium klinik atau rumah sakit.

Oleh karena itu, WHO mengimbau agar pasien Covid-19 atau orang yang sedang menjalani isolasi mandiri untuk memiliki oximeter. Hal ini dikarenakan sebagian pasien Covid-19 bisa mengalami happy hypoxia atau silent hypoxia, yaitu kondisi menurunnya saturasi oksigen dalam darah tanpa disertai gejala.

Jika tidak mendapatkan penanganan, kondisi penurunan kadar oksigen tersebut bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan organ tubuh, bahkan menimbulkan komplikasi fatal, seperti gagal napas dan kematian mendadak.

Baca Juga: Hari ini PPKM Mikro Mulai Berlaku, Kapolri Terbitkan Telegram Imbau Jajarannya Proaktif Tangani Covid-19

Dengan rutin melakukan pemeriksaan kadar oksigen dalam darah, Anda bisa memonitor apakah tubuh Anda mendapatkan oksigen yang cukup dan bisa segera ke dokter bila mengalami kekurangan oksigen.

Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin rendah risiko terjadinya komplikasi berbahaya atau gejala Covid-19 yang berat. Oleh karena itu, oximeter merupakan alat yang penting untuk dimiliki, terutama jika Anda merupakan pasien Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Jika Anda mengalami gejala menurunnya kadar oksigen dalam darah, seperti sesak napas, lemas, kulit pucat, serta kuku dan bibir tampak kebiruan, segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan. ***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah