Jadi Prefesor Filsafat Intelijen Pertama di Dunia, AM Hendropriyono Pernah Berduel Hingga Terluka Parah

- 9 Juli 2021, 10:10 WIB
Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono.
Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono. /Instagram.com/@am.hendropriyono

“Dor! Saya tembak Siauw Ah San dengan dua kali tarikan picu tapi hanya satu peluru yang melesat menembus perutnya karena yang satu lagi macet. Siauw Ah San pun terhuyung-huyung,” ucapnya.

Jari yang terluka membuat Hendropriyono tak bisa lagi menggenggam. Pistol yang dipegangnya pun jatuh. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, Hendropriyono membanting Siauw Ah San hingga terjatuh dan bayonetnya pun akhirnya lepas.

Bersamaan dengan itu, kelompok pembersih pimpinan Mahmud dan Welly Rustiman masuk. “Cepat bawa komandan keluar!,” teriak Welly.

“Padamkan api,” perintahnya lagi. Sebab, gubuk tempatnya berduel menyabung nyawa dengan Siauw Ah San tiba-tiba sudah dikepung api.

Baca Juga: Polisi Tak Tampilkan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie ke Hadapan Publik, Polda Metro Jaya: Kan Sudah Saya Bilang

Hendropriyono kemudian memerintahkan Mahmud mengikat keras pangkal lengannya dengan tali plastik untuk menghentikan darah yang terus mengucur dari 11 luka yang dideritanya.

Bersama Kongsenlani, Hendropriyono yang terluka parah kemudian digotong menggunakan sarung oleh Pardi dan Jatmiko.

 AM Hendropriyono bersama Prabowo Subianto pada 1983./Instagram Diaz Hendropriyono/
AM Hendropriyono bersama Prabowo Subianto pada 1983./Instagram Diaz Hendropriyono/

Jenderal TNI TNI (Purn) AM Hendropriyono mengawali karir militer menjadi komandan peleton di Kopassus. Ia lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1945.

Hendropriyono menjadi tokoh mata-mata dan militer Indonesia. Kiprahnya sebagai mata-mata adalah menjadi Kepala Badan Intelijen Negara pertama.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah