Begini Penjelasan DAMRI Bandung Terkait Pesepeda Naik Bus Kota Baru Parahyangan-Alun Alun Bandung

1 Desember 2020, 16:33 WIB
General Manager Perum DAMRI Bandung, Ahmad Daroni. (Foto: Efrie Ch) /


GALAMEDIA - Perum DAMRI akhirnya buka suara terkait viralnya sejumlah pesepeda yang membawa naik sepeda mereka ke dalam bus DAMRI di jalur Kota Baru Parahyangan (Padalarang) - Alun-Alun Bandung.

Dalam keterangannya yang diterima galamedianews.com, Selasa, 1 Desember 2020, General Manager Perum DAMRI Bandung, Ahmad Daroni mengakui peristiwa tersebut.

Dampak dari berjubelnya pesepeda di dalam bus, membuat para penumpang yang berangkat dari Kota Baru Parahyangan (Padalarang) merasa tidak nyaman.

Menurut Ahmad, peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu, 28 November 2020 dan kemudian menjadi viral di medsos pada hari Ahad, 29 November 2020.

Baca Juga: Kawanua, Warga Minahasa di Bandung Sosialisasikan Protokol Kesehatan pada Forum PKL

Ia menyebutkan, berdasarkan keterangan dari pengemudi bus DAMRI bernama Kusnadi yang saat itu menjalani bus di jalur tersebut, terlihat ada sejumlah pesepeda yang memang menunggu kedatangan bus DAMRI di area perumahan Kota Baru Parahyangan sekitar pukul 14.00 WIB pada hari Sabtu, 28 November 2020.

"Setidaknya terdapat delapan orang pesepeda berikut sepedanya masing-masing. Kemudian dinaikkan ke dalam bus DAMRI jalur Kota Baru Parahyangan – Alun-Alun Bandung. Saat itu menurut keterangan Pak Kusnadi, kedelapan pesepeda tersebut tampak kelelahan setelah menempuh perjalanan cukup jauh," tambah Ahmad.

Selanjutnya, tambah Ahmad lagi, para pesepada tersebut ditempatkan di posisi paling belakang dengan harapan tidak mengganggu para penumpang lainnya, yang kebetulan berada dalam satu bus pada saat itu.

Menanggapi kebijakan apakah sepeda diperbolehkan untuk dinaikkan ke bus DAMRI, Ahmad mengatakan, hal itu boleh saja. Namun dengan syarat sepeda yang dinaikkan adalah sepeda lipat dan masih terdapat ruangan kosong untuk menampung sepeda berikut pesepedanya.

Baca Juga: Anggota DPR Beri Pesan ke Habib Rizieq : Tak Perlu Risau Kalau Merasa Tak Bersalah

Hal tersebut, menurut Ahmad, mengacu kepada ketentuan yang berlaku untuk bus kota DAMRI Bandung Raya, di mana pelanggan atau konsumen yang membawa sepeda lipat diperbolehkan naik bus kota DAMRI sepanjang masih ada ruangan dan tidak mengganggu para penumpang lain.

Ahmad pun mengakui, saat peristiwa itu terjadi, dari kapasitas 50 penumpang yang terisi baru 22 orang. Itu pun sudah termasuk delapan orang penumpang yang membawa serta sepedanya.

"Jadi semua penumpang memperoleh tempat duduk, kecuali satu orang pesepada yang berdiri karena memang bertugas menjaga sepeda," ujarnya.

Baca Juga: Ngeri, Politisi PDIP Berkicau Soal Peti Mati Usai Tahu Anies Baswedan Positif Covid-19

Minta maaf
Terlepas dari itu, Ahmad atas nama manajemen Perum DAMRI Bandung meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat peristiwa tersebut.

"Kami atas nama manajemen memohon maaf atas ketidaknyamanan yang sudah terjadi," katanya.

Namun agar peristiwa semacam ini tidak terulang kembali, Ahmad mengimbau, jika memang bus penuh (tidak ada ruangan kosong yang tersedia, red), sebaiknya tidak ada lagi pihak-pihak yang memaksakan diri untuk naik.

"Lebih baik tunggu keberangkatan bus berikutnya, biar semua senang dan nyaman di perjalanan," harapnya.

Baca Juga: Libur Panjang Akhir Tahun Bakal Dipangkas, Ini Kata Kepala Staf Kepresidenan

Seperti diberitakan, akun twittter @infobandung mentwiit akun twitter lainnya @debirobi yang mengeluhkan layanan DAMRI. Pemilik akun Debi Rubiansyah ini mengeluhkan dan meminta pihak DAMRI untuk bertindak tegas.

"Bikin aturannya ini gimana kita penumpang naik bus Damri jurusan Padalawang Kota Baru harus berdiri akibat banyak sepeda masuk bus umum. kita sama-sama bayar @infobdg". Demikian seperti dikutip dari @infobdg, Sabtu 28 November 2020.

Debi pun menulihkan cuitan lainnya: "Niat go green tapi ga ada OTAK BANGSAT. naik sepedah ke kota baru padalarang trus naik bis umum bari sapedah ngalangin penumpang lain sambil ga tempat duduk."***

 

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler