Erdogan Sebut Macron Harus Segera Disingkirkan, Turki Kembali Bikin Kuping Presiden Prancis Merah

6 Desember 2020, 11:28 WIB
/Tim Galamedia/

GALAMEDIA - Akhir pekan ini Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan kembali melontarkan pernyataan yang menambah daftar ketegangan dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Minggu (6 Desember 2020) kali ini Erdogan menyatakan dirinya berharap Prancis "segera menyingkirkan" Macron dari kursi nomor satu Istana Elysee.

Baca Juga: Menteri dari PDI Perjuangan Jadi Tersangka, Hasto Singgung Nama Megawati

Erdogan menyebut Macron sebagai persoalan yang menempatkan Prancis dalam "periode yang sangat-sangat membahayakan" di bawah pemerintahannya.

Untuk itu, Macron "harus segera dilucuti dari kekuasaan."

"Saya harap Prancis segera menuntaskan persoalan akibat Macron sesegera mungkin," ujar Erdogan pada sejumlah reporter akhir pekan kemarin di Istanbul.

Baca Juga: Netizen Kutuk Abis Menteri Sosial Juliari Batubara, Tifatul Sembiring: Astaghfirullahal 'azhiim...

Komentar terbaru Erdogan ini menambah daftar perseteruan serius di antara kedua pemimpin.

Terakhir keduanya terlibat perang kata-kata menyusul kontroversi publikasi karikatur Nabi Muhammad oleh media satir Charlie Hebdo dan akademisi Prancis yang berujung korban jiwa.

Baca Juga: Soal Edhy Prabowo, Rocky Gerung: Kalau Prabowo Ngomong Sendiri Emosinya Bakal Meluap-luap

Macron yang menegaskan publikasi karikatur Nabi sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat dan ekspresi memicu kemarahan di berbagai negara mayoritas muslim.

Erdogan yang menjadi sosok paling vokal yang mengutuk publikasi karikatur Nabi dan menyebutnya penghinaan tak termaafkan, juga ikut menjadi sasaran karikatur Charlie Hebdo.

Baca Juga: Jadi Veteran Perang di Ambon dan Poso, Habib Rizieq Keluarkan Peringatan: Hati-hati Soal Papua!

Macron sendiri bersumpah menegakkan kebebasan berekspresi di Prancis menyusul tewasnya seorang guru di tangan teroris Chechen karena memperlihatkan kartun Nabi pada para siswa.

Reaksi dan pembelaan Macron tadi membuat komunitas muslim internasional murka. Ditandai pernyataan keras Erdogan yang menyebutnya "perlu mengecek kondisi mental"-nya.

Baca Juga: Habib Rizieq Sempat Dituding Terima Dana Ilegal, Mahfud MD: Kalau Minta Bantuan Saya, Ayo!

Selain menuding Macron anti-Islam, Erdogan juga menyerukan boikot produk Prancis. Dan sebelum kontroversi kartun Nabi, Macron dan Erdogan sudah beberapa kali terlibat ketegangan.

Mulai dari konflik perang di Suriah hingga konflik Nagorno - Karabakh antara Armenia dan Azerbaijan.

Dalam hal ini dengan 600 ribu penduduk berasal dari Armenia, Macron berseberangan dengan Erdogan yang berada di pihak Azerbaijan.

Baca Juga: KPK Ogah Terapkan Pasal Hukuman Mati kepada Menteri Sosial Jualiari Batubara?

Sebelumnya Turki dan Prancis juga berseteru terkait keberadaan pasukan Angkatan Laut di perairan Mediterania, pertengahan tahun ini.

Macron memerintahkan armada lautnya untuk unjuk kekuatan di Mediterania sebagai tanggapan atas ekspedisi minyak dan gas Turki yang memicu kemarahah Yunani. Macron berada di pihak Negeri Para Dewa tersebut.

Baca Juga: Besok Diperiksa Penyidik di Polda Metro Jaya, Ini Instruksi Habib Rizieq Kepada Para Pendukung

Bulan Juni, Macron juga dibuat "tersinggung" kala armada Turki disebut sengaja mengarahkan radar pada armada perang Prancis yang menuding Turki melanggar embargo PBB.

Macron menyebut Turki melanggar embargo dan dicurigai menyelundupkan senjata ke Libya.

Baca Juga: Menteri Sosial Juliari Batubara Diduga Terima Rp17 Miliar dari Dua Pelaksanaan Paket Bansos Covid-19

Macron pun menyerukan Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi atas Turki yang disebutnya melanggar kedaulatan perairan Yunani dan Siprus.

Macron yang saat ini berusia 42 tahun dipastikan bakal kembali bertarung di pilpres Prancis tahun 2022.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler