Trump Paling Mengejutkan PM Inggris Paling Parah, Covid-19 Akhirnya Renggut Nyawa Pemimpin Dunia

15 Desember 2020, 16:07 WIB
Ilustrasi Donald Trump dan vaksin Covid-19. /PIXABAY/geralt

GALAMEDIA - Pecah awal tahun hingga akhir 2020 pandemi virus corona masih mencengkeram banyak negara.

Dan di bulan Desember saat orang pertama di dunia mendapat vaksin Covid-19, corona untuk pertama kalinya juga merenggut nyawa pemimpin negara.   

Perdana Menteri Swaziland menjadi pemimpin dunia pertama yang meninggal karena Covid-19. Tepatnya dua minggu setelah didilarikan ke rumah sakit di Afrika Selatan awal pekan ini.

Baca Juga: Lima Perwira Tinggi TNI Naik Pangkat, Temui Panglima TNI di Mabes Polri

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (15 Desember 2020) sebelum Ambrose dunia juga dikejutkan dengan terinfeksinya sejumlah pemimpin negara oleh virus mematikan yang sama, yaitu:

Donald Trump

Presiden AS ke-45 menjadi berita saat menyatakan  virus corona tak lebih dari hoaks. Tapi nyatanya virus yang kemudian disebutnya “virus China” itu menginfeksi dirinya. Kabar ini menjadi salah satu yang paling mengejutkan di bulan Oktober.

Trump positif Covid-19 di puncak kampanye presiden di bulan yang sama. Presiden berusia 74 tahun itu sempat dirawat di rumah sakit khusus sebelum pulih dengan cepat dan kembali berkampanye.

Baca Juga: Syarat dan Ketentuan Berlaku, Presiden Rusia Vladimir Putin Akhirnya Akui Kekalahan Trump

Jair Bolsonaro

Seperti koleganya dari Amrika, Presiden Brasil berusia 65 tahun ini kerap dianggap meremehkan  seriusnya pandemi. Ia menyebutnya flu ringan dan terinfeksi pada bulan Juli.

Selama masa karantina, Bolsonaro yang tak menunjukkan tanda-tanda “mengalah” mengatakan, “Aku tahu pada akhirnya aku akan terinfeksi juta. Kupikir hampir semua orang akan terkena virus ini. Jadi apa yang ditakutkan? Hadapi saja!”

Baca Juga: ILC TVOne Nanti Malam Episode Perpisahan, Rizal Ramli: Penguasa Takut dengan Bayangannya Sendiri

Boris Johnson

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (56) termasuk di antara para pemimpin dunia yang paling parah terkena virus corona.

Johnson yang dijuluki “Trump dari Inggris” sampai harus dilarikan ke ruang perawatan intensif pada bulan April di puncak pandemi Eropa.

Saking  parahnya semua persiapan dilakukan terkait kemungkinan jika PM nyentrik itu meninggal karena corona.

Baca Juga: Habib Rizieq 'Melawan', Minta Pengadilan Batalkan Penetapannya Sebagai Tersangka

Pangeran Albert II dari Monako

Kepala negara mungil berusia 62 tahun itu terjangkit virus corona pada bulan Maret dan dinyatakan negatif pada awal April.

Meski demikian pemimpin berdarah biru itu mengaku masih merasakan “efek lanjutan”.

Mikhail Mishustin

Perdana Menteri Rusia dikonfirmasi tertular virus corona pada bulan April. Mishustin (54) terpaksa menyerahkan kekuasaan pada koleganya selama masa pemulihan.

Baca Juga: Soal Isu Normalisasi dengan Israel, MUI Ingatkan Pemerintah untuk Tetap Konsisten dan Menolak

Sementara itu, PM Swaziland Ambrose Dlamini (52)  dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan November lalu. Meski demikian, Ambrose dilaporkan merasa sehat dan asimtomatik.

Tapi kondisinya memburuk hingga harus dibawa ke negara tetangga Afrika Selatan.

"Dengan ini saya memberitahu negara kabar duka meninggalnya Yang Mulia Perdana Menteri Ambrose Mandvulo Dlamini," ujar Wakil Perdana Menteri Themba Masuku.

“Perdana menteri meninggal sore ini saat menjalani perawatan medis di  rumah sakit di Afrika Selatan,” tambahnya.

Baca Juga: Heboh DPRD DKI Jakarta Walkout saat PSI Bicara, Tsamara Amany: Dimusuhi Satu Republik Pun Kami Siap!

Dilahirkan di Mbekelweni tahun 1968, Ambrose Dlamini adalah cicit dari Pangeran Malunge, paman Raja Sobhuza II, penguasa yang paling lama memerintah negara mungil Swaziland.

Ayah tiga anak itu belajar di Hampton University Virginia, AS sebelum bekerja di industri perbankan selama lebih dari 18 tahun.

Ambrose merupakan direktur pelaksana Eswatini Nedbank Limited sebelum diangkat sebagai perdana menteri pada November 2018.

Tak tercatat  memiliki pengalaman di pemerintahan, Ambrose menjadi PM termuda Swaziland.

Baca Juga: Bisnis Ikan Koi Dimasa Pandemi Semakin Terbuka di Kabupaten Garut

Peran kepala pemerintahan dibatasi di Swaziland di mana Raja Mswati III yang berkuasa sejak 1986, menunjuk semua menteri dan mengontrol parlemen.

Kelompok masyarakat sipil yang berbasis di Afrika Selatan, Swaziland Solidarity Network (SSN), menuduh pemerintah memberikan perlakuan khusus pada perdana menteri dengan memindahkannya ke negara yang memiliki  perawatan kesehatan lebih baik.

Baca Juga: Berikutnya Mars, Begini ternyata Rumah Astronot Pertama yang Akan Tinggal di Bulan

Lebih dari 39 persen dari 1,2 juta penduduk Swaziland hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun 2016 dan 2017 menurut Bank Dunia.

Swaziland sejauh ini mencatatkan lebih dari 6.700 kasus corona dengan 127 kematian di tengah populasi 1,2 juta jiwa.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler