Vaksinator Penyuntik Presiden Joko Widodo Mengaku Sedikit Grogi Saat Suntikan Vaksin

13 Januari 2021, 10:47 WIB
Vaksinator penyuntik Presiden Joko widodo, Abdul Muthalib agak grogi /tangkap layar whatsapp

GALAMEDIA - Seorang vaksinator penyuntik Presiden Joko widodo, Abdul Muthalib, mengaku sedikit gemetaran (grogi) saat menyuntikkan vaksin Sinovac ke orang nomor satu di Indonesia itu.

"Menyuntik orang pertama di Indonesia ada rasa juga, tapi tidak ada halangan bagi saya untuk menyuntikkan, pertama saja gemetaran tidak ada masalah tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya," kata Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Abdul Muthalib yang menjadi vaksinator Presiden Jokowi di lingkungan Istana Merdeka Jakarta, Rabu 13 Januari 2021.

Abdul Muthalib merupakan staf divisi Hematologi Ongkologi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo ini juga mengoleskan alkohol ke lengan kiri Presiden Jokowi sebelum menyuntikkan vaksin.

Baca Juga: Awas, Ini Dampak Negatif Belajar Online pada Anak, Sabar dan Lakukan yang Terbaik

"Vaksinnya tetap Sinovac dan saya lakukan penyuntikan dibantu perawat saya, kemudian saya gosok alkohol seperti prosedur biasa dan saya suntikan. Setelah saya suntik bapak tidak merasa sakit sedikitpun. Bapak komentarnya sampai ke dalam juga demikian," tambah Abdul Muthalib.

Setelah disuntik, Presiden Jokowi pun beralih ke meja 4 untuk mendapatkan kartu tanda suntik pertama telah dilakukan.

Sejumlah tokoh lain yang juga menjalani vaksinasi perdana bersama Presiden Jokowi adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia Daeng M. Faqih, Sekjen Majelis Ulama Indonesia Amiesyah Tambunan, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis serta selebriti Raffi Ahmad.

Baca Juga: Memahami Makna 5 Asmaul Husna: Al Mukmin, Al Muhaimin,Al Aziz, Al Jabbar, Al Mutakabbir

Pada sesi 2 dilakukan penyuntikan terhadap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Ketua Umum PB Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Risyidin, perwakilan dari Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Ronal Tapilatu, perwakilan dari KWI Agustinus Heri, perwakilan dari PDHI I Nyoman Suarthanu, perwakilan dari Permabudhi Partono Bhikkhu N. M dan perwakilan dari Matakin Peter Lesmana.

Sedangkan pada sesi 3 disuntuk Kepala BPOM Penny Kusumastuti Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Rosan Roeslani Perkasa, Sekjen Ikatan Bidan Indonesia Ade Zubaedah, perawat Nur Fauzah, apoteker Lusy Noviani, buruh Agustini Setiyorini dan perwakilan pedagang Narti.

Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat atau "Emergency Use Authorization" (EUA) untuk vaksin COVID-19 produksi Sinovac pada Senin 11 Januari 2021.

Baca Juga: Berperilaku Baik Terhadap Sesama Baik Ucapan Maupun Perbuatan Pahalanya Sama dengan Bersedekah

EUA diberikan setelah BPOM mendapatkan data dari uji klinis tahap ketiga yang dilakukan di Bandung, Turki, dan Brazil.

BPOM menyebut data efikasi virus Sinovac berdasarkan uji klinis tahap ketiga di Bandung adalah sebesar 65,3 persen atau telah memenuhi ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 50 persen. Sebelumnya hasil uji klinis tahap ketiga di Turki menunjukkan efikasi sebesar 91,25 persen dan di Brazil sebesar 78 persen.

Pada aspek keamanan pun dipastikan vaksin Sinovac tidak memiliki efek samping berat namun hanya ringan hingga sedang yaitu nyeri, iritasi, pembengkakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, kelelahan dan demam.

Sedangkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Jumat (8/1) memastikan vaksin COVID-19 produksi Sinovac suci dan halal.

Baca Juga: Juz Amma: Quran Surat Al Insyirah, Ini Dia Asbabun Nuzul, Arab, Latih, dan Terjemahnya, Yuk Tadarus

Keputusan itu dihasilkan setelah diskusi panjang rapat komisi fatwa pasca mempelajari data vaksin Sinovac terkait penggunaan bahan-bahan yang sifatnya tidak halal. ***

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler