Terkait KLB Demokrat di Sumatera Utara, SBY Merasa Malu dan Bersalah Telah Memberi Jabatan kepada Moeldoko

6 Maret 2021, 08:07 WIB
Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyesal pernah mengangkat Moeldoko sebagai Panglima TNI hingga akhirnya Kudeta Partai Demokrat /


GALAMEDIA - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya buka suara perihal KLB Demokrat dan pengangkatan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi ketua umum versi kongres luar biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara.

SBY mengatakan bahwa tak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa Partai Demokrat akan dirusak dan dikudeta.

"Tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa Partai Demokrat akan dibeginikan," kata SBY dalam keterangan pers melalui akun Youtube Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat, 5 Maret 2021 malam dikutip Galamedia dari kanal YouTube Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca 6 Maret 2021 Menurut BMKG: Waspada Hujan Lebat di DKI Jakarta, Bandung Hujan Ringan

SBY juga menuturkan bahwa dirinya benar-benar tidak menyangka Partai Demokrat yang sudah ia bina akan dirusak oleh partai lain.

“Saya benar-benar tidak menyangka, karena sewaktu saya selama 10 tahun memimpin Indonesia, dulu baik secara pribadi maupun Partai Demokrat yang saya bina tidak pernah merusak partai lain, seperti yang kami alami saat ini," tuturnya.

Menurutnya, KLB Demokrat di Sumut abal-abal dan tidak sah serta tidak sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat.

"Kongres Luar Biasa atau KLB sebenarnya lebih dari domain majelis tinggi partai bukan domain atau kewenangan Ketua Umum Partai Demokrat," kata SBY.

Baca Juga: Presiden Indonesia Disebut Mirip 7 Hokage Serial Anime Naruto, Soekarno hingga Jokowi

Dia menambahkan AD/ART sesuai dengan undang-undang yang berlaku saat ini adalah peraturan dasar bagi kehidupan partai politik dan segala kegiatan partai yang tidak sesuai dan bertentangan dengan AD/ART adalah tindakan ilegal dan melawan hukum.

Mantan Presiden RI itu, menyebut tindakan Moeldoko hanya mendatangkan rasa malu sebagai perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI).

“Hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI. Termasuk rasa malu dan rasa bersalah, saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya," ujarnya.

SBY bahkan memohon ampun kepada Allah SWT atas kesalahannya itu karena sebelumnya pernah memberikan kepercayaan dan jabatan pada orang yang salah.

Baca Juga: Suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip Masih Dirawat di Rumah Sakit Pasca Operasi Jantung

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) versi Kongres ke-5 menyatakan Moeldoko mencoba mengambil alih kepemimpinan partai yang sah dengan cara-cara yang inkonstitusional dan jauh dari moral dan etika politik.

Selain itu, AHY juga menyebutkan pengambilalihan posisi ketua umum yang dilakukan Moeldoko ini jauh dari moral dan etik politik. AHY menilai, pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat oleh Moeldoko semata hanya untuk kepentingan pribadinya.

"(Moeldoko) ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah dengan menggunakan cara-cara yang inkonstitusional serta jauh dari moral dan etika politik," kata AHY.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah

Tags

Terkini

Terpopuler