Coba-coba Ungkit Ideologi Partai Demokrat, Rachland Nashidik Bongkar Dugaan Moeldoko Terlibat Operasi Sajadah

29 Maret 2021, 17:35 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. // PMJ NEWS.

GALAMEDIA - Politikus Partai Demokrat yang juga loyalis Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Rachland Nashidik turut merespons pernyataan Moeldoko yang mengungkit soal ada masalah di dalam ideologi Partai Demokrat.

Seakan membalas pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang kini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang pada 5 Maret yang lalu, Rachland menyoal dugaan keterlibatan Moeldoko dalam 'Operasi Sajadah' pada 2011 yang lalu.

Rachland mengatakan bahwa Moeldoko yang kala itu menjabat Pangdam Siliwangi bertanggung jawab atas Operasi Sajadah dimana tentara di bawahnya dituding mengintimidasi, memaksa dengan kekerasan pengikut Ahmadiyah di Cikeusik.

Baca Juga: Dari Workshop Penulisan Skenario DKKB: Film Indonesia Miskin Gagasan Kultural

"Moeldoko, dulu Pangdam Siliwangi, diduga bertanggung jawab atas 'Operasi Sajadah' 2011. Tentara dibawahnya dituding mengintimidasi, memaksa dengan kekerasan pengikut Ahmadiyah di Cikeusik berpindah keyakinan," ujarnya dikutip Galamedia dari akun Twitter @RachlandNashidik Senin, 29 Maret 2021.

Lebih lanjut kata Rachland, hal itu menjadi seakan kontra-produktif dengan apa yang diungkit Moeldoko soal ideologi.

"Kini Moeldoko mau kuliahi kita kebhinekaan? Dia bukan Jenderal kanan?," tegasnya.

Baca Juga: Kapolres Tergerak Bantu Korban Pergeseran Tanan Desa Tanjungwangi

Lebih lanjut kata Rachland, pada 2011 kemungkinan akibat dari Operasi Sajadah itu menjadikan Moeldoko dicopot dari jabatannya selaku Pangdam Siliwangi.

Baca Juga: Aktivis Molekul Pancasila: Moeldoko Mengakui 'Bangsa Ini Bakal Hancur' Dipimpin Jokowi

"Agustus 2011, kemungkinan besar akibat Operasi Sajadah itu Moeldoko dicopot dari Pangdam Siliwangi. Tak sampai setahun dia memimpin TNI di Jabar," ujarnya.

"Baru pada 2013, konon atas jasa Jenderal Pramono Edhie Wibowo, Moeldoko diberi maaf SBY dan diangkat jadi Kepala Staf Angkatan Darat," jelas Rachland.

Sebelumnya, setelah sekian lama menghilang usai didapuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, Moeldoko Akhirnya buka suara ihwal dirinya menerima pinangan penggagas KLB untuk menjadi Ketua Umum.

“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045," tutur Moeldoko melalui rekaman video yang ia bagikan lewat akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, Minggu, 28 Maret 2021.

Baca Juga: Ibadah Ramadhan, Jemaah Masjidil Haram dan Nabawi Harus Sudah Melakukan Vaksinasi Covid-19

"Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan bangsa dan negara," jelasnya.

Dalam tayangan berdurasi lebih dari dua menit itu, Moeldoko membeberkan mengenai alasannya bergabung sebagai bagian dari Partai Demokrat melalui KLB.

"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat, dan kekisruhan sudah terjadi. Arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat,” sebut Moeldoko.

“Untuk itu, semua berujung kepada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat,” kata dia menambahkan.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler