Begini Strategi Peneliti Komunikasi Atasi Kesulitan Mendapatkan Data di Tengah Pandemi

6 Mei 2021, 21:11 WIB
Tangkapan layar webinar bertajuk 'Penelitian di Masa Pandemi' yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Korwil Jabar, Kamis 6 Mei 2021./dok.Aspikom /

GALAMEDIA – Pandemi covid-19 yang tak kunjung reda membuat para peneliti ilmu komunikasi dan ilmu sosial merasa kesulitan melakukan penelitian lapangan untuk mendapatkan data primer.

Oleh karena itu, para peneliti harus memiliki strategi khusus dalam menghadapinya.

Salah satunya dengan cara mengubah metodologi riset yang tidak harus melakukan interaksi dengan responden atau informan penelitiannya secara tatap muka.

Demikian paparan yang muncul dalam webinar bertajuk 'Penelitian di Masa Pandemi' yang diselenggarakan Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Korwil Jabar, Kamis 6 Mei 2021.

Baca Juga: Selamat Tinggal TV Analog! Kominfo Umumkan Pemenang Penyelenggara Multipleksing TV Digital

Webinar ini diselenggarakan oleh Departemen Litbang dan Pengabdian kepada Masyarakat Aspikom. Acara dibuka oleh Ketua Aspikom Jabar, Dr. Ani Yuningsih, MSi.

Tampil sebagai pembicara Wakil Dekan Fikom Unpad Prof. Dr. Atwar Bajari M. Si. dan Gatut Priyowidodo, Ph.D., dosen Ilmu Komunikasi UK Petra Surabaya.

Ia juga merupakan penulis buku dengan judul Netnografi Komunikasi Aplikasi pada Tiga Riset Lapangan.

Atwar dalam penjelasannya menyatakan, banyak penelitian lapangan masih tergantung pada interaksi sosial.

Baca Juga: Innalillahi Sapri Pantun Diboyong ke ICU dan Dipasangi Alat Bantu Pernapasan, Begini Kondisinya

Dengan kondisi pandemi yang belum mereda, sambungnya, maka metode penelitian apa pun yang melibatkan kedekatan dengan subjek manusia akan sulit dilakukan di bawah jarak sosial aktif.

Secara umum, lanjutnya, penelitian lapangan dengan subjek manusia rasanya tidak mungkin dilakukan dengan pembatasan jarak sosial.

"Sementara para peneliti harus mematuhi langkah-langkah jarak sosial dan harus mengambil tindakan demi kesehatan sesuai standar internasional," ungkapnya.

Menurutnya, metode riset pun harus dikalibrasi dengan hati-hati sesuai norma kesehatan masyarakat setempat.

Baca Juga: Tak Terkait Pilpres 2024, Ternyata Ini yang Dibahas AHY dan Anies Baswedan di Balai Kota Jakarta

Para peneliti juga harus sadar dan responsif terhadap perubahan kebijakan dan praktik.

Sementara Gatut Priyowidodo mengajak para peneliti komunikasi untuk melakukan riset dengan pendekatan netnografi.

Metode ini kian berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi internet di dunia. Netnografi merupakan paduan antara internet dan etnografi.

Menurut penulis buku 'Netnografi Komunikasi Aplikasi Pada Tiga Riset Lapangan' ini, netnografi dapat menjadi pilihan di tengah pandemi yang entah kapan akan berakhir.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler