Geram Terkait Penundaan Jual Beli Vaksin, Sudjiwo Tedjo: Eneg dengan Cara Berpikir Mazhab Perekonomian

13 Juli 2021, 15:45 WIB
Sudjiwo Tedjo. Instagram /@president_jancukers/ /

GALAMEDIA - Polemik vaksin Covid-19 yang rencananya akan berbayar masih menjadi buah bibir warganet, salah satunya budayawan Sudjiwo Tedjo.

Sudjiwo mengaku sudah mulai eneg dan meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menghentikan rencana jual beli vaksin.

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin jenis Sinopharm akan diperjualbelikan.

Itu merupakan Keputusan Menteri Kesehatan yang tertulis dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4643/2021.

Baca Juga: Dokter Lois Owien Diduga Alami Gangguan Mental, Rachland Nashidik: Jika Benar, Harusnya Dirawat Bukan Dibui

Sementara, harga vaksin dosis lengkap Sinopharm berbayar untuk individu ditetapkan pemerintah sebesar Rp 879.140 per orang.

Dengan rincian, harga vaksin per dosis Rp 321.660 ditambah dengan harga layanan Rp 117.910.

Sehingga harga per dosis vaksin yang dibebankan kepada penerima manfaat seharga Rp 439.570 per dosis.

Menyoroti hal tersebut, Sudjiwo meminta rencana tersebut dihentikan bukan hanya ditunda sementara.

Dilansir Galamedia melalui akun Twitter miliknya @sudjiwotedjo, ia mengatakan akan timbul masalah terkait rasa kesenasiban.

Baca Juga: Makin Parah! Kasus Positif dan Kematian Tertinggi di Dunia, Cipta Panca: Pengen Ngasih Ini ke Muka Luhut

"Gini lho Pak Menkes @BudiGSadikin , soal vaksinasi berbayar ini bila nanti akan tetap dilanjutkan problemnya bukan TOH VAKSINASI GRATIS TETAP DIBUKA .. TAPI SOAL RASA KESENASIBAN YG NILAINYA = VAKSINASI DLM MENGHADAPI PANDEMI. Vaksinasi berbayar & PCR/antigen berbayar BEDA!!!" cuit Sudjiwo Tedjo.

Lelaki dengan julukan Presiden Jancukers ini dengan tegas mengatakan bahwa tes PCR/Antigen adalah pilihan, tetapi vaksinasi menyangkut nyawa seseorang.

"Tes PCR/Antigen Itu soal pilihan.. kalau gak tes gak bisa naik pesawat dll. Vaksinasi ( dgn asumsi kemanjurannya tinggi) adalah soal MODYAR/TIDAK.. artinya bukan soal pilihan," tulisnya.

"Vaksinasi berbayar akan membuat yg punya uang bisa divaksin duluan. Ini mengusik rasa kesenasiban," ungkap Sudjiwo.

Ia pun meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk belajar lagi mengenai ilmu humaniora.

Baca Juga: Gibran Pastikan Ketersediaan Vaksin Covid-19 di Solo Melimpah, Tokoh Papua: Pasti Melimpah, Dikirim LBP

"Saya denger dari sesama alumni ITB Pak Menkes jago itung2an ekonomi/keuangan/manajemen .. satu mazhab dengan bbrp alumni ITB yg sebelumnya jg pada jadi menteri," tulisnya.

"Itu bagus. Tp, sy usul Pak Menkes dan seluruh temen2 alumni ITB yg se-mazhab , agar mulai belajar ilmu2 humaniora," sambungnya.

Hal itu ia tuliskan lantaran sudah mulai muak dengan cara berpikir suatu mazhab perekonomian.

"Sekian, Pak Menkes. Mohon maaf atas lancang2ku.. sebab aku udah agak eneg dgn cara berpikir suatu mazhab perekonomian." tutup Sudjiwo.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler