Jokowi Sebut Ekonomi Digital RI Bisa Merajai Pasar Asia Tenggara, Yan Harahap: Ngurus Pandemi Aja Gak Becus

15 Juli 2021, 16:46 WIB
Presiden Jok Widodo. /Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden./

GALAMEDIA - Politisi Partai Demokrat, Yan Harahap kembali menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo.

Jokowi menyampaikan terkait ekonomi Indonesia dalam 10 tahun ke depan.

Menurut Jokowi, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang cukup menjanjikan di pasar Asia Tenggara.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merasa optimis ekonomi digital Indonesia akan merajai pasar Asia Tenggara pada tahun 2030.

Baca Juga: Menikahi Pria yang Lebih Muda, Rumah Tangga 11 Artis Ini Tetap Harmonis: Bukti Bahagia Tak Kenal Usia

Sebab sepanjang tahun lalu, menurutnya, nilai transaksi perdagangan dari sektor industri ini mencapai Rp 253 triliun.

Angka tersebut pun diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 330,7 triliun pada tahun 2021 ini.

Pernyataan itu pun sontak mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya dari politisi Partai Demokrat, Yan Harahap.

Melalui akun Twitter pribadinya, @YanHarahap mengatakan kinerja Jokowi dalam penanganan pandemi Covid-19 belum lagi beres.

Akan tetapi, Jokowi malah membuat janji baru terkait pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Tetap Stylish Pakai Baju Tahanan, Topi Nia Ramadhani jadi Sorotan Netizen, Ternyata Harganya Segini

“Ngurusin pandemi aja gak beres, sudah bikin janji baru lagi,” tulis Yan dilansir Galamedia dari akun Twitter @YanHarahap pada Kamis, 15 Juli 2021.

Kritik Yan tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, Indonesia berada di peringkat ke-2 untuk jumlah dan kematian baru.

Hal tersebut berdasarkan update kasus Covid-19 di dunia terbaru per Kamis, 15 Juli 2021 hari ini.

Menurut data Worldometers, secara global, terdapat 189.137.041 orang telah terinfeksi sejak pertama kali ditemukan pada Desember 2019 lalu.

Total kematian akibat pandemi Covid-19 di dunia yakni sebanyak 4.074.067 dan sembuh 172.775.283.

Indonesia pun menempati posisi ke-2 dalam hal penambahan harian kasus Covid-19 setelah Brasil, yakni 54.517 kasus dan kematian bertambah 991 orang.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler