Kemenkes Ungkap 9 Fakta Terbaru, dr Tirta: Vaksin Nusantara Harus Diapresiasi!

9 September 2021, 09:10 WIB
Eks Menkes Siti Fadilah Supari saat disuntik Vaksin Nusantara. /Instagram @siti_fadilah_supari

GALAMEDIA - Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta menyatakan masyarakat di indonesia harus memberikan apresiasi terhadap penememuan anak bangsa, yakni Vaksin Nusantara.

"Penemuan terkait Covid-19 di Indonesia sudah banyak. Vaksin Nusantara harus kita apresiasi," ujarnya pada tayangan video YouTube berjudul 'PERKEMBANGAN C0V1D KIAN MEMBAIK ???' dikutip, Kamis, 9 September 2021.

Soal perkembangan Vaksin Nusantara, ia menyatakan, saat ini sudah menuju uji klinis di sebuah rumah sakit.

"Kita tunggu aja hasilnya seperti apa," katanya.

Ia pun mengakui sebelumnya sempat keras terhadap Vaksin Nusantara. Karena saat itu ia menduga produk tersebut hanya overclaim (menyatakan sebuah statement, tanpa dapat mempertanggung jawabkan hasilnya).

Baca Juga: Begini Ikhtiar Kota Bandung Mencegah Klaster Sekolah, Yana: Kami Lakukan Secara Hati-hati

"Vaksin Nusantara overclaim, overclaim, overclaim. Ternyata ada penelitian," ujarnya.

"Saya mendukung. Selama ada penelitiannya, saya mendukung," katanya.

Dalam kesempatan berbincang-bincang dengan Deddy Corbuzier, dr Tirta menilai sejumlah tenaga ahli kedokteran terkesan terkotak-kotak. Ia mencontohkan, dr Terawan Agus Putranto, Siti Fadilah Supari, dan drh Indra Cahyo.

"Saya harap ada diskusi tertutup, dr Terawan sama Bu Siti Fadilah bisa berbicara dengan dokter ahli lainnya. Ini keren. Kan semua ini untuk kebaikan Indonesia, kenapa tidak," ujarnya.

Terkait Vaksin Nusantara, ada 9 fakta terbaru menarik yang bisa diambil saat ini. Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI mengungkapkan fakta-fakta tersebut.

1. Vaksin Nusantara tidak dapat diakses secara bebas oleh masyarakat. Vaksin ini bersifat autologus sehingga tidak dapat dikomersilkan.

Baca Juga: Cara Cek dan Melaporkan Penipuan Transaksi Online di CekRekening.id Milik Kominfo

2. Bersifat individual. Materi yang digunakan untuk vaksin berasal dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri.

3. Vaksin Nusantara dibentuk dari sel dendritik, dimana sel ini merupakan sel kekebalan yang bersifat adaptif yang bisa menyesuaikan dengan banyak jenis virus yang memasuki tubuh.

4. Meskipun tidak dikomersilkan, masyarakat masih dapat mengakses vaksin Nusantara meskipun tidak semua orang dapat mengaksesnya. Akses ini diberikan dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.

5. Penelitian mengenai vaksin menggunakan autologus ini dilakukan berdasarkan nota kesepakatan antara Kementerian Kesehatan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan TNI AD.

Baca Juga: Pose Shandy Aulia di Dapur Bikin Heboh, Netizen: Mungkin Begini Harapan Para Suami

6. Kesepatakan ini dibuat pada bulan April 2021 lalu dengan basis riset bertajuk “‘Penelitian Berbasis Pelayanan Menggunakan Sel Dendritik untuk Meningkatkan Imunitas Terhadap Virus SARS-CoV-2”.

7. Penelitian terbatas mengenai vaksin Nusantara tidak memaksa masyarakat untuk ikut. Masyarakat yang menginginkan mendapat vaksin Nusantara secara pribadi akan dijelaskan mengenai manfaat dan efek sampingnya terlebih dahulu.

8. Nadia menjelaskan vaksin Nusantara akan diberikan hanya jika pasien atau calon penerima setuju. “Kemudian, jika pasien tersebut setuju, maka vaksin Nusantara baru dapat diberikan atas persetujuan pasien tersebut,” ujarnya.

9. Karena individual dan tidak bisa dikomersialkan, tidak benar bahwa Turki telah memesan Vaksin Nusantara sebanyak 5 juta dosis.***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler