Kebakaran Lapas, Rocky Gerung: Kita Mesti Malu, Yasonna Lebih Baik Mengundurkan Diri Saja    

9 September 2021, 17:12 WIB
Lapas di Tangerang Kebakaran, Rocky Gerung: Harusnya Menteri Yasonna Laoly Mundur. /Antara Foto dan Instagram @rockygerung.official

 

 

GALAMEDIA – Kebakaran besar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Lapas Kelas I Tangerang menjadi sorotan berbagai pihak di Tanah Air.

Bahkan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Yasonna Laoly mendapatkan berbagai kritikan usai pengakuannya beberapa waktu lalu.

Yasonna mengungkapkan bahwa Lapas Kelas I Tangerang telah melebihi kapasitas (over capacity) dan instalasi listrik tidak pernah diperbaiki.

Hal tersebut dipercaya menjadi faktor penyebab lapas bisa terbakar hebat hingga menewaskan sejumlah narapidana.

Pengamat politik, Rocky Gerung lantas menilai seharunya Yasonna mengundurkan diri dari jabatannya.

Baca Juga: KPI Ternyata Izinkan Saipul Jamil Tampil di TV dengan Syarat Ini

“Sebetulnya kalau di dalam standar etik dunia itu mestinya mengundurkan diri Menteri Hukum dan HAM itu, karena itu di bawah dia,” ujarnya melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official.

Bagi Rocky, peristiwa ini menunjukkan tidak adanya prinsip-prinsip untuk menduga kemungkinan terjadinya sesuatu yang membahayakan alias precautionary principle.

Lebih lanjut, ahli filsuf ini menyoroti over capacity yang terjadi di lapas.

“Apalagi kita tahu bahwa sistem infrastruktur penjara kita itu kan overload. Sehingga bisa aja ada terpaksa mesti nyolong listrik, karena terlalu banyak penghuni berdesak-desakan,” katanya.

Menurut dia, hal seperti ini harus dievaluasi secara teknis lalu evaluasi secara etis.

“Jadi soal beginian yang harusnya dievaluasi secara teknis dulu. Setelah itu lakukan evaluasi etis, yaitu semangat pemerintah yang nggak peka terhadap bencana,” imbuhnya.

Baca Juga: Saipul Jamil hanya Bisa Tampil di TV untuk Urusan Ini, Ketua KPI: Kita Singkirkan HAM Sementara

Rocky juga menyebut, negara mestinya malu lantaran kasus kebakaran yang menewaskan sekitar 40 orang narapidana itu pertama kali disorot oleh media asing.

“Karena itu kita mesti malu bahwa internasional justru yang nyorot pertama. Karena internasional tahu bahwa penjara itu potensial untuk terjadi bencana, bencana apa aja, perkelahian, pembunuhan dalam penjara, atau kebakaran segala macam,” ungkapnya.

Potensi terjadinya bencana ini, lanjut Rocky, disebabkan penjara yang over capacity.

Selain itu, menurutnya, korsleting listrik dalam penjara seharusnya bisa diantisipasi dari awal mengingat penjara itu harus dipelihara dengan sangat khusus.

Dia juga menyayangkan sikap Yasonna yang tidak memperlihatkan keprihatinan atas kebakaran yang menewaskan napi itu.

Baca Juga: Kemenkes Ikuti Instruksi Wapres: Perketat Pintu Masuk Indonesia Antisipasi Sebaran Varian Mu dari 46 Negara

“Nggak ada semacam keprihatinan awal gitu. Ini menteri datang di situ dan pakai baju yang juga mentereng gitu, udah kayak koboy masuk ke situ kan. Orang pikir ngapain ini menteri. Kan dia bisa datang dengan satu tim dan lebih dahulu untuk mengucapkan sesuatu yang menyedihkan.”

“Karena dia mesti akui bahwa itu kelalaian pengawasan kan. Jadi menteri tetap panglima tertinggi yang membuat kelalaian itu berubah menjadi bencana. Itu sebetulnya kan kita mau agar supaya ada standar etik pada jabatan seseorang,” pungkasnya. ***

Editor: Dicky Aditya

Tags

Terkini

Terpopuler