Sri Mulyani Akui Sering Kena Semprot Banyak Pihak Gegara Naikkan Harga Cukai Rokok: Jadi Harus Main Cantik

7 Januari 2022, 18:23 WIB
Sri Mulyani Akui Sering Kena Semprot Banyak Pihak Gegara Naikkan Harga Cukai Rokok: Jadi Harus Main Cantik. /Tangkapan layar YouTube.com/Deddy Corbuzier

GALAMEDIA - Lagi dan lagi, Deddy Corbuzier kembali mencuri perhatian.

Kini pemilik podcast Close the Door tersebut mengundang tamu yang tak biasa, yakni Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani.

Dalam podcast tersebut nampak Sri Mulyani membicarakan soal kenaikan harga cukai rokok.

Lebih jauh, Sri mengatakan harus bermain cantik saat membuat kebijakan soal kenaikan harga cukai rokok.

Baca Juga: Habib Bahar Bisa Jadi Tersangka Kasus Lain, Polda Jabar: Kita Lihat Perkembangan

Pasalnya, akan ada banyak pihak yang protes jika ia menaikkan harga cukai rokok terlalu tinggi atau terlalu rendah.

"Jadi kalau kita ngomongin cukai, ada yang bilang rokok itu kebutuhan," katanya dilansir Galamedia dari saluran YouTube Deddy Corbuzier pada Jumat, 7 Januari 2021.

"Ada yang mengatakan kalau kamu konsumsi rokok ada implikasi kesehatan," sambungnya.

Tak berhenti disitu, berdasarkan penuturan Sri, orang-orang dari komunitas kesehatan meminta agar harga cukai rokok harus dinaikkan setinggi-setinggi.

"Kalau dari Kementerian Kesehatan mereka akan mengadvokasi, kalau banyak sekali orang-orang dari komunitas kesehatan advokasinya rokok harus setinggi-tingginya," tuturnya.

Baca Juga: Belum Aqiqah Apakah Doa Jadi Terhambat? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

"Karena mereka menganggap orang sakit yang penyebabnya rokok, itu menjadi ongkos ekonomi dan keluarga yang besar banget," sambungnya.

"Apalagi kelompok masyarakat bawah ini asuransi kesehatannya dibayar oleh negara. Nah, ini penyebab penyakit karena rokok ini cukup gede klaimnya di rumah sakit," tambahnya.

Sedangkan bagi para pelaku industri rokok, harga cukai rokok tidak boleh terlalu tinggi, karena ada petani dan pekerja.

"Industrinya, mereka bilang, rokok itu ada petaninya, cengkeh dan tembakau. Jadi ada komunitas petaninya, ada pekerjanya, apalagi yang rokok linting," katanya.

Atas dasar tersebut, Sri kerap kali merasa dilema saat akan membuat kebijakan kenaikan harga rokok.

Baca Juga: 10 Bahan Makanan Beracun yang Biasa Ada di Dapur Rumah, Ada Jengkol Sampai Almond

"Jadi kalau kita buat policy, ada yang bilang ini bahaya, harus dikurangi. Tapi ada petani, ada pekerja. Jadi ini policy yang memang rumit banget, it's a verry classis dilemma," ujarnya.

Kendati demikian, Sri mengaku dirinya harus bermain cantik ketika menaikkan harga cukai rokok, agar tidak dimarahi oleh banyak pihak.

"Dan saya selalu dimarahi semua pihak. Kalau saya naikin kekecilan, orang-orang kesehatan marah-marah. Mereka bilang, 'Menteri Keuangan pasti dilobi sama Industri rokok'," tuturnya.

"Kalau saya naikin ketinggian, saya dimarahi lagi, 'Oh pasti menteri keuangan dilobi sama orang-orang kesehatan dan dunia internasional'," katanya.

"Jadi saya harus main cantik. Kita naikin berdasarkan beberapa skenario dan hitung-hitungan tadi," sambungnya.

"Kalau naikkin 1 persen, berapa reaksinya terhadap pembelian. Gak coba-coba, kita berdasarkan data historis, terus kita run, model istilahnya," lanjutnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler