Closd-Loop, Kolaborasi Pupuk Kujang dan Kadin Jaga Kestabilan Ketahanan Pangan

14 Juli 2020, 19:54 WIB
Plt Direktur Utama Pupuk Kujang, Rita Widayati, bersama Ketua Komtap Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang Hortikultura sekaligus Dekom Pupuk Kujang, Karen Tambayong, saat meninjau kebun yang berada di kawasan Agrowisata Eptilu yang merupakan petani binaan Pupuk Kujang di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Selasa 14 Juli 2020. /Agus Somantri/

GALAMEDIA - Dalam masa pandemi ini, ketersediaan pangan harus menjadi prioritas utama selain penanganan Covid-19. Stok dan distribusi komoditas pertanian selama ini menjadi persoalan tersendiri. Guna mengatasi persoalan tersebut salah satu alternatifnya adalah dengan sistem closed loop.

Hal itu diungkapkan Plt Direktur Utama Pupuk Kujang, Rita Widayati, saat meninjau kebun yang berada di kawasan Agrowisata Eptilu milik Petani Muda Rizal Fahreza, yang merupakan petani binaan Pupuk Kujang bersama Ketua Komtap Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang Hortikultura, sekaligus Dekom Pupuk Kujang, Karen Tambayong di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Selasa 14 Juli 2020.

Menurut Rita, selama ini PT. Pupuk Kujang sudah menjadikan Garut sebagai lokasi tidak hanya untuk pemasaran pupuk bersubsidi, namun juga untuk pupuk non-subsidi/ritel. Menurutnya, pupuk yang dipasarkan secara komersial ini dirancang secara khusus sesuai dengan karakter dari jenis tanaman tertentu.

Baca Juga: China Kian Ambisi Klaim Laut China Timur, Jepang Sebut Beijing Ancaman Serius Dibanding Korea Utara

"Untuk tanaman hortikultura, kebutuhan pupuk sering masih harus didatangkan dari impor. Dengan berproduksi di dalam negeri, akan membantu upaya menjaga keseimbangan neraca perdagangan nasional," ujarnya, Selasa 14 Juli 2020.

Rita menyebutkan, dalam closed-loop, PT.Pupuk Kujang berperan dalam pendampingan aplikasi pupuk sehingga hasil lebih optimal. Tim Agronomis Pupuk Kujang bergeriliya bersama petani dari perbaikan lahan petani menggunakan organik Excow dan pembenah tanah Bion Up untuk meningkatkan produktivitas disupport oleh Pupuk Nitroku untuk hortikultura, Jeranti untuk tanaman Buah dan NPK 30-6-8.

Rita menuturkan, pada tanaman pangan, terbukti telah terjadi peningkatan produksi untuk kentang sebanyak 29 persen, untuk cabai sebanyak 22 persen, Jagung sebanyak 26 persen, dan Jeruk Dekopon sebanyak 27 persen.

Baca Juga: Seluruh Sekolah Harus Pinjamkan Tablet atau Laptop, sebagai Penunjang PJJ

“Closed-Loop agribisnis ini akan mengurai permasalahan supply chain yang muncul seperti produk melimpah dan langkanya produk pertanian. Model closed-loop ke depan diharapkan dapat menjadi success story yang dapat menjadi referensi dalam pengembangan bisnis hortikultura di Indonesia “ ucapnya.

Ketua Komtap Kadin Bidang Hortikultura, sekaligus Dekom Pupuk Kujang, Karen Tambayong, menambahkan, untuk memecahkan permasalahan penyediaan pangan, sebagai Ketua Komtap Kadin bidang hortikultura pihaknya berkolaborasi dengan instansi pangan dan pupuk sangat penting untuk dilakukan.

“Sinergitas diperlukan dalam rangka tercapainya menjaga kestabilan ketahanan pangan masyarakat Indonesia, mulai dari hulu (mulai tanam) hingga pendampingan hilirnya (produk berhasil terjual)” katanya.

Karen menyebutkan, dalam hal ini, keberadaan para aktor di sepanjang rantai nilai pertanian, mulai dari hulu sampai ke hilir, from the field to the table, tidak boleh dipandang selalu dari sisi kompetisi, yang dalam slogan lama akan dapat menciptakan efisiensi.

Baca Juga: Ducati Nyatakan Andrea Dovizioso Siap Bertarung pada MotoGP Spanyol 2020 di Sirkuit Jerez

Dengan perkembangan situasi global dan domestik yang semakin vulnerable dan uncertain, terangnya, maka sinergi antar aktor untuk menciptakan iklim berusaha yang berdaya saing, sekaligus berkeadilan, hendaknya lebih ditonjolkan dalam era pasca pandemi covid, termasuk dalam bidang pertanian.

Ia menuturkan, sinergitas perusahaan yang mendukung closed-loop ini diantaranya PT. Ewindo sebagai produsen utama benih hortikultura, didukung teknologi informasi (ICT) yang memadai untuk pemberdayaan peran penyuluh di daerah beririgasi.

"Termasuk di Garut, diseminasi teknologi pertanian mulai dari penyediaan benih, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit sampai kepada pemasaran dapat dilakukan secara digital," ucapnya.

Sebagai contoh 8 Villages dengan aplikasi, lanjut Karen, petani sudah dapat mendiseminasi teknologi pertanian, seperti kalender tanam dan informasi harga pangan ke dalam telepon pintar milik penyuluh dan petani.

Baca Juga: Liga Belum Bergulir, Ilham Qolba Fokus di Pelatda Jabar PON XX

Karen menambahkan, dalam implementasi kegiatan ini, tentunya petani bukan menjadi obyek. Dalam hal ini peran petani tokoh atau champion sangat penting. Ia mencontohkan, dengan keberadaan duta petani milenial, Rizal di daerah ini, bersama-sama dengan lebih dari 30 petani hortikultura muda lain siap menjadi bagian sentral. Mereka akan terus didorong oleh para penyuluh yang sudah dilengkapi dengan fasilitas ICT dari program Kostratani.

“Sinergi sudah dimulai dan akan terus diperkuat," ujarnya.

Perlunya pemetaan masalah, kondisi petani dimasing-masing wilayah sehingga bias ditemukan solusinya. Ia pun yakin sektor pertanian yang menyelamatkan perekonomian Indonesia dengan pertumbuhan yang tetap positif.

“Dari sana kiranya kita bisa belajar menghayati bahwa sektor pertanian adalah sektor yang strategis, baik secara budaya maupun ekonomis” katanya.

Baca Juga: Menpan RB Instruksikan Kantor Pemerintah Hanya Diisi Maksimal Sebanyak 50 Persen ASN

 

 

Editor: Kiki Kurnia

Tags

Terkini

Terpopuler