Siapa Penerus Tahta Kasultanan Kasepuhan Cirebon?

22 Juli 2020, 20:02 WIB
/


GALAMEDIA - Penyematan gelar kerajaan bagi anggota Kasultanan Kasepuhan Cirebon berlangsung secara turun temurun. Terlebih jika sang raja mangkat (meninggal dunia) disaat sedang berkuasa. Tradisi ini setidaknya lazim berlaku di seluruh kerajaan se-Nusantara yang masih eksis hingga kini.

Hari ini, Rabu 22 Juli 2020, Raja Keraton Kasepuhan Cirebon yakni Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) H. Arief Natadingrat wafat di Rumah Sakut Santosa Bandung, akibat kanker usus yang dideritanya sejak lama.

Sebagai raja di Keraton Kasepuhan Cirebon, jenazah almarhum PRA Arief Natadiningrat yang juga Ketua Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara ini dimakamkan di Astana Gunung Sembung, yakni sebuah pemakaman khusus para Raja Kasultanan Cirebon.

Baca Juga: Legislator Minta Petani Rasakan Reformasi Agraria

Disana pun terdapat makam Sunan Gunung Djati yajg dianghap sebagai cikal bakal lahirnya Kasultanan Cirebon atau Keraton Pakungwati yang kemudian berganti menjadi Keraton Kasepuhan Cirebon.

Sepeninggal PRA Arief Natadingrat, warga Keraton Kasepuhan dan warga Cirebon memanti siapa yang akan meneruskan tahta Suktan Sepuh.

Tersiar kabar, Sultan Arief belum menobatkan secara khusus Pangeran Raja Luqman Zulkaedin sebagai putra mahkota Kasultanan Kasepuhan Cirebon. Namun PRA Arief Natadingrat mengakui sempat menyerahkan anugerah calon penggantinya kepada Luqman Zulkaedin putera keduanya dengan gelar Pangeran Raja Adipati (PRA) dari permaisuri Raden Ayu Syariefah Isye.

Baca Juga: Ini 14 Kecamatan di Garut yang Rawan Kekeringan saat Kemarau

"Secara khusus penobatan (kepada Luqman) belum. Tapi, dalam acara selamatan ibadah haji, di depan para wargi saya menyerahkan anugerah calon pengganti saya dengan gelar Pangeran Raja Adipati (kepada Luqman),"  kata Sultan Arief kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Pemberian gelar itu dilakukan untuk berjaga-jaga kalau-kalau dirinya tak kembali dari ibadah haji yang dijalaninya saat itu.

Tradisi gelar

Di kasultanan Kasepuhan Cirebon ada tradisi gelar yang dipakai dan digunakan untuk keturunannya. Gelar yang digunakan seperti gelar Elang dan Pangeran serta Ratu. Gelar tersebut sudah biasa digunakan di Cirebon.

Baca Juga: Kejaksaan Negeri Kab. Tasikmalaya Selamatkan Uang Negara Rp 3,6 Miliar

Pemberian gelar di lingkungan Kasultanan Kasepuhan Cirebon berlaku bagi keluarga dari turunan laki-laki.

"Di Cirebon biasa menggunakan gelar Elang dan Pangeran, serta Ratu," kata Sultan Arief menambahkan.

Dalam hal ini, keturunan laki-laki dari ayah bergelar Elang atau Pangeran, akan pula menyandang gelar yang sama. Bila keturunan perempuan, gelar Ratu akan disandangnya.

Baca Juga: Jalan Tol yang Melintas Garut Panjangnya 37 Kilometer

Penambahan gelar 'Raja' khusus berlaku bagi keturunan langsung sang sultan, sehingga menjadi 'Elang Raja' atau 'Pangeran Raja'. Bila lahir dari permaisuri akan mendapat gelar 'Ratu Raja'.


Lain halnya dengan keturunan yang lahir dari selir. Gelar yang mereka sandang tak menyematkan kata 'Raja' melainkan 'Mas'.

"Kalau lahir dari selir menjadi 'Elang Mas' atau 'Pangeran Mas' bagi keturunan laki-laki. Sedangkan keturunan perempuan menyandang 'Ratu Mas'," cetusnya.

Baca Juga: Masyarakat Banyak Beraktifitas di Rumah, Volume Sampah Meningkat

Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat (55) menjelaskan sebelum dirinya memimpin Keraton Kasepuhan Cirebon, sempat menyandang gelar 'Elang Raja' sebelum dikenal dengan sebutannya sekarang.

"Waktu saya lahir, saya diberi gelar Elang Raja," ungkap Arief aebeljm wafat.

Gelar itu berubah kala dirinya menikah dengan Raden Ayu Syariefah Isye. Dari Elang Raja, Sultan Arief kemudian menyandang gelar 'Pangeran Raja'.

Baca Juga: Penjualan Hewan Kurban di Kab. Bandung Barat Menurun Drastis

Selanjutnya, gelar kembali berubah ketika Sultan Arief dinobatkan sebagai calon pengganti Sultan Sepuh XIII menjadi 'Pangeran Raja Adipati'. Penobatannya sebagai putra mahkota Kasultanan Kasepuhan Cirebon berlangsung pada 15 September 2001.

"Waktu ayahanda (Sultan Sepuh XIII wafat 30 April 2010 lalu, saya menjadi Sultan Sepuh XIV," ujarnya menambahkan

Sultan Arief juga menjelaskan, Kasultanan Kasepuhan Cirebon khususnya menganut nasab laki-laki. Maka, anak dari seseorang bergelar Ratu dianggap telah putus hak gelarnya.
Kalangan ini, baik keturunan laki-laki maupun perempuan, lantas diberi sebutan 'Raden'. Secara keseluruhan, tradisi gelar masih digunakan dalam pembuatan silsilah di lingkungan Kasultanan Kasepuhan Cirebon.

Baca Juga: Terlibat Cekcok Usai Tengak Miras Oplosan Bareng, Suami Cekik Leher Istrinya Sampai Meninggal

Sekarang Sultan Sepuh XIV PRA H Arief Natadingrat telah wafat meninggalkan kita semua, meninggalkan warga keraton dan warga Cirebon. Saatnya menunggu siapa yang akan menjadi penerus tahta Kasultanan Kasepuhan Cirebon.***

Editor: Dadang Setiawan

Tags

Terkini

Terpopuler