Waspada Cuaca Ekstrem di Masa Pancaroba, BMKG: Mulai dari Angin Kencang dan Hujan Es

30 Oktober 2023, 11:10 WIB
Ilustrasi Cuaca Ekstrem. /

GALAMEDIANEWS - Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),
Dwikorita Karnawati mengatakan, cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan.

"Mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es," ujar Dwikorita.

Baca Juga: PERSIB Diterpa Kabar Buruk Jelang Laga Lawan Madura United

Baca Juga: Waspada! Kasus Cacar Monyet Mulai Ditemukan di Bandung

Ia mengemukakan arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.

Hanya saja, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.

Ia menyebutkan awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas. Namun, menjelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin.

“Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," katanya.

Dwikorita menyampaikan BMKG memprediksi awal musim hujan 2023/2024 umumnya akan terjadi pada bulan Oktober-Desember 2023, yaitu sebanyak 477 Zona Musim (ZOM) atau 68,2 persen.

Baca Juga: Prediksi Skor Granada vs Villarreal: Pekan ke-11 La Liga Lengkap dengan H2H, Starting Line Up dan Kondisi Tim

Sementara puncak musim hujan umumnya diprakirakan pada bulan Januari-Februari 2024, yaitu sebanyak 385 ZOM (55,1 persen).
Sementara sifat hujan pada periode Musim Hujan 2023/2024 diprakirakan normal 566 ZOM (80,9 persen), atas normal sebanyak 69 ZOM (9,9 persen), dan bawah normal 64 ZOM (9,2 persen).

Karena itu, Dwikorita juga meminta kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan institusi terkait untuk melakukan langkah mitigasi terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami Sifat Musim Hujan Atas Normal (lebih basah dibanding biasanya).

"Wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana banjir dan tanah longsor," katanya.

Baca Juga: Tanda-tanda Laki-laki Alpha, Apakah Anda Termasuk Didalamnya?

Baca Juga: Bantah Hoax, Propaganda Tentara Penjajah Israel Kibarkan Bendera Israel di tengah Jalur Gaza Palestina

Selain itu, kata Dwikorita, Pemda diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang mungkin terjadi selama musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini.

"Pemda dan sektor terkait juga diharapkan dapat menjadikan informasi Prakiraan Musim Hujan 2023/2024 ini sebagai acuan untuk menyusun rencana Aksi Dini (Early Action), dalam rangka
menekan kerugian yang dapat ditimbulkan adanya bencana hidrometeorologis," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler