FSJB Rangkul Generasi Muda Kuatkan Moderasi Beragama di Kabupaten Bandung

19 Maret 2024, 19:23 WIB
Forum Group Discussion (FGD) tentang moderasi beragama yang diadakan di kampus Universitas Bale Bandung, Kabupaten Bandung, Selasa 19 Maret 2024./IST /

GALAMEDIANEWS - Forum Santri Jawa Barat (FSJB) bersama Forum Penggerak Moderasi Beragama dan Pemuda Sapu Bersih Hoaks, menggelar Forum Group Discussion (FGD) tentang moderasi beragama.

Kolaborasi dengan tajuk Rotasi (Ruang Obrolan Terbuka Asyik Di Bulan Ramadhan) ini, dihadiri 300 orang mahasiswa dan pelajar Kabupaten Bandung.

Acara yang diadakan di kampus Universitas Bale Bandung, Kabupaten Bandung, Selasa 19 Maret 2024 itu mengangkat tema "Penguatan Moderasi Beragama Sebagai Komitmen Menjaga Kerukunan, Toleransi dan Nilai Luhur Kebangsaan".

Forum Group Discussion (FGD) tentang moderasi beragama yang diadakan di kampus Universitas Bale Bandung, Kabupaten Bandung, Selasa 19 Maret 2024./IST

Peserta datang dari berbagai latar belakang, seperti BEM Kampus se-Bandung Selatan, IP NU, MA Al Ihsan, HIMA Persis, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, HIMI Persis, Pemuda Sapu Bersih Hoaks, Jabar Bergerak, Purna Paskibraka Duta Pancasila, Ikatan Pelajar Persis, Ikatan Pelajar Putri Persis, Pelita Intan Muda, Komunitas Media, dan Himpunan Duta Bela Negara.

Baca Juga: Legenda Pemain Bulu Tangkis Terbaik dari Indonesia

Ketua Pelaksana, Resta Nugraha mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menjaga keharmonisan antara sesama pemeluk agama di Kabupaten Bandung, terutama di masa bulan suci Ramadan.

Dia menyoroti pentingnya moderasi beragama sebagai landasan dalam menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama, serta mempertahankan nilai-nilai kebangsaan yang luhur.

"Kami berterima kasih atas kehadiran narasumber dan peserta yang hadir. Adapun kesuksesan kegiatan ini merupakan kolaborasi antar pelaksana yakni Pemuda Sapu Bersih Hoaks dan BEM Universitas Bale Bandung," ujarnya.

Melalui kegiatan tersebut, ia berharap ada manfaat yang bisa diambil. Dan paling penting, bisa meningkatkan penguatan moderasi beragama di Kabupaten Bandung.

Dalam sambutannya sekaligus membuka acara, Rektor Universitas Bale Bandung Dr. Ir. H. Ibrahim Danuwikarsa, M.S., mengatakan, Pancasila merupakan anugerah yang luar biasa bagi masyarakat Indonesia.

Dalam Pancasila membahas keberagaman budaya dan agama, dimana dalam dunia kampus, pihaknya sedang melaksanakan revitalisasi kurikulum di mana pelajaran agama wajib.

Paham Agama

Dalam muatan pelajaran agama tersebut juga membahas mengenai unsur-unsur moderasi beragama. Moderasi beragama itu sendiri merupakan hal penting di lingkungan akademik khususnya bagi pelajar dan mahasiswa.

Baca Juga: Film Kung Fu Panda 5 Kapan Rilis? Begini Pernyataan Terbaru Sang Sutradara

"Karena, banyaknya awal mula pemikiran atau paham agama ekstrim dimulai dari lingkungan pendidikan. Itu mengapa dalam kegiatan hari ini perlu adanya penekanan dan pengenalan moderasi beragama bagi pelajar dan mahasiswa," ujar Ibrahim.

Sementara itu, Kapolresta Bandung Kombespol Kusworo Wibowo, S.H., S.I.K., M.H., mengatakan, moderasi beragama itu bagaimana cara kita bersikap dan cara pandang ataupun perilaku beragama dimana pihaknya meyakini bahwa agamanya adalah agama yang benar.

"Namun, tidak memaksakan orang lain untuk menganut agamanya. JIka dalam agama Islam diatur dalam Surat Al-Kafirun 'Bagimu Agamamu, dan Bagiku Agamaku'. Selain itu dalam Pancasila sila pertama juga ditegaskan pada butir ke-7 tidak memaksakan agama lain, kemudian mengembangkan sikap menghormati dan kerja sama, serta sikap saling menghormati dan kebebasan beribadah serta UUD 1945 juga menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai agamanya masing-masing," terang Kapolresta.

Soal adanya isu penolakan beribadah di Kabupaten Bandung, Kapolresta melusurkan. Menurutnya, setelah diselidiki bersama, yang terjadi bukan penolakan beribadah namun tempat ibadahnya yang tidak sesuai Peraturan Perundang-Undangan.

Ia mengambil contoh HKBP Rancaekek yang pada saat itu viral di sosial media terdapat postingan bertuliskan "intoleran kaum mayoritas terhadap kaum minoritas agama di Kab. Bandung".

Baca Juga: Catat! Mudik Gratis 2024 Sepeda Motor Naik Kapal Laut Kemenhub, Berikut Link Pendaftaran, Syarat, dan Rute

Setelah ditelusuri, ternyata IMB dari pada tempat ibadah HKBP tersebut untuk komersil dan bukan untuk penggunaan ibadah.

"Sehingga dari Polresta Bandung bersama Pemkab Bandung melaksanakan pertemuan untuk menyelesaikan sekaligus membantu perizinan rumah ibadah tersebut," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Dandim 0624 Kab. Bandung, Letkol Inf Hamzah Budi Susanto, S.E., M.I.P. menyampaikan, TNI hadir di tengah masyarakat berdasarkan dasar dan regulasi yang jelas khususnya dalam moderasi beragama.

Keberagaman

Moderasi beragama itu sendiri diartikan sikap mengurangi kekerasan ekstrim dalam praktik beragama, sikap mengurangi perilaku radikal dalam kehidupan bernegara maupun berbangsa.

"Banyak kasus mengambil keuntungan dalam beragama, hal tersebut yang perlu diantisipasi. Kenyataan keberagaman agama di Indonesia berbanding lurus dengan keberagaman pendapat. Terkadang keberagaman pendapat tersebut akan menyebabkan konflik agama," ujarnya.

Kehadiran peserta dari berbagai lembaga dan institusi, termasuk Kapolresta Bandung, Kodim 0624/Kabupaten Bandung, Kementerian Agama, dan Ketua KNPI Kabupaten Bandung, menunjukkan dukungan yang kuat terhadap tujuan kegiatan ini dalam mempromosikan perdamaian dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat.

Diskusi dalam FGD berlangsung dengan lancar dan interaktif, dengan peserta aktif berbagi pandangan, pengalaman, dan gagasan terkait tema yang diangkat.

Hal ini memberikan ruang bagi para peserta untuk saling memahami dan menghargai perbedaan pandangan serta mencari solusi bersama untuk meningkatkan kerukunan dan toleransi di lingkungan mereka.

Kehadiran tokoh-tokoh penting dari berbagai lembaga juga memberikan perspektif yang beragam dan mendalam terkait tantangan serta peluang dalam mempromosikan moderasi beragama di tengah masyarakat.

Diskusi mengenai implementasi nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari menjadi salah satu fokus utama, dengan harapan dapat memberikan inspirasi bagi langkah-langkah nyata yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak individu yang terinspirasi untuk aktif terlibat dalam upaya menjaga kerukunan dan toleransi di Kabupaten Bandung.

Kolaborasi lintas agama dan lembaga diharapkan dapat memperkuat komitmen bersama dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis, serta memastikan keberlanjutan perdamaian dan keadilan sosial bagi semua warga.***

Editor: Lucky M. Lukman

Tags

Terkini

Terpopuler