Delapan Tahun Lumpuh Gara-gara Tersedak Daging, Pria Belanda 'Sembuh Dadakan' Berkat Obat Tidur

20 Oktober 2020, 13:32 WIB
Ilustrasi kinerja otak. /pexels- meo-otak

GALAMEDIA - Seorang pria yang akibat cedera otak tidak bisa berjalan dan berbicara selama delapan tahun, sadar sepenuhnya dalam 20 menit setelah minum pil tidur Ambien.

Pria berusia 39 tahun dari Amsterdam, Belanda bernama Richard yang menjadi rujukan kasus dalam jurnal medis Cortex tersebut  didiagnosis menderita mutisme akinetik di usia 29 tahun.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (20 Oktober 2020) akibat mutisme akinetik Richard  menderita gangguan mental yang langka.

Baca Juga: Marak Demo Penolakan UU Cipta Kerja, Wali Kota Risma: Jaga Kampung Masing-masing

Semua berawal kala ia tersedak sepotong daging yang membuat otaknya kekurangan oksigen seketika hingga kemampuannya melakukan tugas-tugas dasar ikut “hilang”.

Richard hanya mampu menanggapi pertanyaan atau perintah dengan isyarat dari gerakan mata. Secara keseluruhan ia tidak bisa bergerak tanpa bantuan dan harus makan melalui selang.

Namun kemudian dokter memutuskan untuk memberinya Zolpidem yang di Inggris dikenal dengan Stilnoct dan di Amerika dijual dengan nama Ambien  sebagai upaya terakhir.

Baca Juga: Teh Nia: Pengrajin Gerabah Bisa Dijadikan Destinasi Wisata

Upaya dilakukan menyusul laporan dalam penelitian di seluruh dunia yang menyebut pil tidur tersebut memberi  kesembuhan sementara pada pasien kelumpuhan.

Hasilnya dalam waktu 20 menit, Richard sudah bertanya pada perawat bagaimana cara mengoperasikan kursi roda, berjalan dengan bantuan perawat, meminta makanan cepat saji dan menelepon ayahnya.

Efek obat berlangsung sekitar dua jam sebelum Richard kembali pada kondisi kesadaran sebelumnya.

Baca Juga: Pasar Jadi Tempat Penularan Covid-19, Ajay: Kita Selalu Tekankan Penerapan Protokol Kesehatan

Dalam jurnal yang sama tim medis memberi Richard obat sekali sehari bisa membuatnya sadar dalam dua jam. Tetapi obat akan mulai kehilangan dampaknya jika diminum selama lima hari karena tubuh menjadi toleran.

Mutisme akinetik tidak melumpuhkan orang secara fisik, tetapi memperlambat fungsi mental sehingga otak kesulitan mengirimkan sinyal pada tubuh untuk bergerak, berbicara, atau makan. Para peneliti percaya Ambien membantu membuka kembali jalur ini.

Tim medis harus sangat selektif terkait  kapan mereka memberi Richard Ambien karena tubuhnya mulai toleran terhadap kandungan obat setelah lima hari.

Baca Juga: Pasar Jadi Tempat Penularan Covid-19, Ajay: Kita Selalu Tekankan Penerapan Protokol Kesehatan

“Rata-rata perlu dua hingga tiga minggu tanpa pengobatan untuk melihat kembali efek dari dosis tunggal Zolpidem. Konsekuensinya, pemberian  dibatasi pada waktu-waktu khusus.”

Pemindaian menunjukkan, setelah insiden tahun 2012, bagian dari otak Richard tampak mati karena kelebihan sensorik setiap kali dia mencoba melakukan tugas dasar.

Hisse Arnts, peneliti dari Amsterdam University Medical Center yang telah merawat Richard mengatakan, “Anda dapat membandingkan otak dengan sebuah orkestra  yang besar.”

“Dalam kasus Richard, ibaratnya biola yang pertama dimainkan suaranya  sangat keras sehingga menenggelamkan suara anggota orkestra lainnya dan orang-orang tidak dapat lagi mendengar satu sama lain.”

Zolpidem memastikan biola pertama ini memainkan lebih banyak "pianissimo"  sehingga semua kembali harmonis.

Baca Juga: Memiliki Makna Ganda, Pameran Seni Rupa Re-Bung Dibuka dengan Protokol Kesehatan Ketat

“Pemberian obat tidur ini dapat menekan aktivitas otak yang berlebihan dan  tidak diinginkan sehingga menciptakan ruang untuk berbicara dan bergerak,” ungkapnya.

Penelitian sebelumnya menunjukkan  satu dari 20 pasien dengan gangguan kesadaran yang mendapat Ambien kondisinya membaik, setidaknya untuk sementara. Para peneliti Belanda kini tengah mencari solusi jangka panjangnya.

Baca Juga: Bantah Cari Kerja di Istana, Ferdinand Hutahaean Klaim Sedang Melawan Kaum Intoleran Perusak Bangsa

Mutisme akinetik dialami penderita trauma otak, selain  pasien stroke, kanker, dan tumor. Serangan ini digolongkan sebagai gangguan kesadaran, istilah yang juga mencakup koma atau kondisi  vegetatif.

Pasien dengan kondisi langka tidak responsif terhadap perintah atau pertanyaan tetapi tampak sadar dan biasanya berkomunikasi melalui gerakan mata. Pasien pertama, seorang gadis berusia 14 tahun dari Inggris, didiagnosis dengan kondisi langka tersebut pada tahun 1941.

Baca Juga: Demo Bakal Berlangsung Besar-besaran? Puluhan Ribu Personil TNI-Polri Siaga

Dinamai mutisme aknetik karena penderita cenderung tidak bergerak (akinesia) atau berbicara (mutisme). Pilihan pengobatannya sampai saat ini masih terbatas. Dalam beberapa kasus, pengangkatan tumor atau kista di otak dapat meredakan gejala dengan segera.

Bagi yang kelainannya dipicu oleh cedera atau stroke dokter kemungkinan menggunakan magnesium sulfat intravena. Mineral yang terbentuk secara alami ini dapat menghidupkan kembali sel-sel otak yang telah mati atau terlalu rusak untuk berfungsi.

Baca Juga: Prajurit China Dibekuk Pasukan India di Kawasan Sengketa

Petugas medis bisa  juga meresepkan antidepresan atau obat stimulan untuk mencoba dan memulai jalur otak. Pasien yang sembuh mengatakan ketika mencoba melakukan gerakan atau isyarat, seolah-olah tubuh melakukan 'perlawanan' yang membuat mereka kesulitan melakukannya.

Ambien tercatat sebagai salah satu obat yang paling umum diresepkan di Amerika, melebihi penjualan obat penghilang rasa sakit seperti Percocet dan ibuprofen dengan kekuatan maksimum. Dokter memberikannya untuk sekitar 15 juta orang Amerika setiap tahun.

Baca Juga: Bocoran NASA, Dengan Nokia para Astronot Misi Ambisius Artemis 2024 Bisa Selfie dan VC-an dari Bulan

Diperkirakan enam juta warga Inggris mendapat resep Stilnoct, nama merek pil tidur di Negeri Ratu Elizabeth. Obat digunakan untuk mengobati insomnia dan membantu orang tidur lebih cepat dan tidak terbangun tengah malam.

Efek samping paling umum dari Ambien dan Stilnoct adalah rasa kantuk  dan pusing. Beberapa pasien dilaporkan 'pingsan' setelah mengonsumsi obat dalam dosis tinggi dan tidak dapat mengingat apa yang mereka lakukan selama berjam-jam.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler