Unggah Foto Baca Buku 'How Democracies Die', Anies Baswedan Disebut Merusak Demokrasi Seperti Trump

- 23 November 2020, 16:07 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang membaca buku How Democracies Die.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang sedang membaca buku How Democracies Die. /Twitter.com/@aniesbaswedan

GALAMEDIA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bikin gempar jagat maya lewat postingannya di sejumlah media sosial, Minggu, 22 November 2020.

Dalam unggahannya, Anies menampilkan sebuah foto dirinya sedang duduk mengenakan kemeja putih dan sarung, sambil membaca buku karangan Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt, How Democracies Die. Ia tampak serius membacanya.

Pada latar belakang foto itu tampak lemari kabinet yang memajang buku dan sejumlah ornamen, meja panjang yang menampilkan sejumlah foto, dan lukisan kaligrafi yang tergantung di tembok putih.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan Habib Rizieq, Eks Politisi PDIP: Dia Itu Seorang Soekarnois, Islamnya Nasionalis

"Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi," tulis Anies.

Di Twitter, unggahan Anies itu sempat memicu trending topic bertajuk 'How Democracies Die'. Unggahannya menuai berbagai penafsiran politik dari berbagai kalangan.

Baca Juga: Australia Diguncang Kejahatan Perang Afghanistan, Sembilan Tentara Bunuh Diri dalam Tiga Minggu

How Democracies Die adalah buku yang mengupas dinamika politik dalam negeri dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2016, serta dinamika politik semasa pemerintah Presiden Donald Trump.

Dalam buku itu, pengarangnya mengingatkan ancaman kematian demokrasi dengan mengambil kasus di sejumlah negara.

Kematian demokrasi terjadi karena terpilihnya pemimpin otoriter, dengan ciri antara lain menoleransi dan menyerukan kekerasan, menolak aturan main demokrasi, bersedia membatasi kebebasan sipil dan media, serta menyangkal legitimasi lawan.

Baca Juga: Akui Konsumsi Sabu-sabu, Selebram Millen Cyrus Minta Maaf Sambil Nangis

Terkait hal itu, Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika, Akhmad Sahal atau biasa disapa Gus Sahal pun ikut angkat bicara. Ia pun mencoba meluruskan pandangan salah satu media yang menulis narasi soal foto yang diunggah Anies.

"Kesimpulan @tempodotco NGACO. Buku ini ttg bgmn demokrasi AS mati krn Trump merusak 2 asas demokrasi: mutual toleration dan institutional forbearance," begitu tulis Gus Sahal, dikutip Galamedia, Senin 23 November 2020.

Ia pun menambahkan cuitannya. Menurut versi Gus Sahal, buku itu bukan berisi tulisan mengenai pemimpin yang otoriter.

Baca Juga: 12 Fatwa Dikeluarkan MUI Selama Pandemi Covid-19, Ini Alasannya

"Jadi BUKAN ttg pemimpin otoriter yg menindas oposisi. Yg mirip Trump justru Anies, sama2 pake politik identitas," lanjut Gus Sahal.

Warganet pun mengomentari cuitan Gus Sahal. Banyak dari mereka yang justru menyerang balik. "Anies lg asyik baca... yg kebakaran para cebong...Aneh," tulis warganet.

"Baca buku aja jd masalah dinegri ini..bgt lah hati kalo sdh tertutup nggak ada yg bener," timpal warganet lainnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x