Biden yang berniat kembali bergabung dalam pakta kesepakatan nuklir dengan Iran dinilai akan lebih keras pada Saudi menyusul isu HAM di negara kaya minyak tersebut.
Sebelumnya Arab Saudi telah menyetujui penggunaan wilayah udaranya untuk penerbangan Israel menuju UEA. Keputusan diumumkan sehari setelah MBS bertemu penasihat Timur Tengah Trump yang juga menantunya yang berdarah Yahudi, Jared Kushner di Riyadh.
Baca Juga: Didesak Akbar Faizal, Munarman Akhirnya Terayu Membongkar Dokumen Rahasia Habib Rizieq dengan BIN
Pakta Bahrain dengan Israel juga menunjukkan setidaknya persetujuan Saudi karena ketergantungan kerajaan pulau pada Riyadh.
Pejabat Saudi enggan mengakui pemulihan hubungan dengan Israel di depan publik karena khawatir akan reaksi di kerajaan ultra-konservatif dan tempat kelahiran Islam tersebut.
Posisi resmi Saudi sejauh ini adalah memastikan tuntasnya proses perdamaian Israel-Palestina sebelum hubungan diplomatik dapat dibangun.
Langkah apa pun di luar perjanjian Israel-UEA yang dikutuk para pemimpin Palestina sebagai 'tikaman dari belakang' kemungkinan akan menuai kritik.
Baca Juga: Seorang IRT Dihukum 18 Bulan Penjara Gara-gara Komentar Ini di Facebook Anggota DPRD
Tetapi tanda-tanda perubahan mulai terjadi di Arab Saudi terutama melalui outlet media pemerintah bahkan drama TV yang mulai “meletakkan dasar” untuk menjangkau kalangan Yahudi.
Buku pelajaran sekolah yang dulu dikenal media merendahkan Yahudi dan non-Muslim lainnya dikabarkan tengah direvisi sebagai bagian dari dorongan untuk mengubah persepsi publik mengenai Saudi.
Bulan Februari, Raja Salman menjamu seorang rabi dari Yerusalem di Riyadh untuk pertama kalinya dalam sejarah modern Saudi.
Baca Juga: Unggah Foto Baca Buku 'How Democracies Die', Rocky Gerung Sebut Lebih Elegan dari Menurunkan Baliho
Menerbitkan foto Rabbi David Rosen dengan Raja Salman, media-media Israel menyebutnya 'momen revolusioner'.
Selain aliansi politik, keuntungan finansial menjadi faktor yang menghubungkan negara-negara kaya Teluk dengan ekonomi Israel yang kuat.
Upaya Saudi menarik investasi asing guna mendanai rencana diversifikasi ekonomi Visi 2030 yang ambisius tampaknya juga mendorong kerajaan untuk lebih dekat pada Israel.
Baca Juga: Terungkap! Gara-gara Prabowo Subianto dan Amin Rais, Habib Rizieq 'Dimusuhi' Penguasa
Inti dari Visi 2030 MBS adalah Neom, kota megapolitan senilai $500 miliar atau Rp 7.073 triliun yang direncanakan dibangun di pantai barat tempat pertemuan MBS dan Netanyahu dilaporkan berlangsung.
Analis mengatakan pihak kerajaan Saudi membutuhkan keahlian Israel di berbagai bidang termasuk manufaktur, bioteknologi dan keamanan dunia maya untuk megaproyek tersebut.***