Dianggap Tak Stabil, Trump Membawa Tas Berisi Kode Rahasia Nuklir ke Mana pun

- 13 Januari 2021, 17:45 WIB
Presiden AS Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump. /Instagram.com/@flotus/

GALAMEDIA - Presiden Donald Trump melakukan perjalanan luar kota pertamanya sejak kerusuhan Capitol dengan membawa serta tas khusus berisi kode nuklir.

Tas dibawa seorang anggota marinir yang mengikutinya dalam tur ke Alamo, Texas, Rabu (13 Januari 2021).

Penampakan tas kulit berisi kelengkapan kode rahasia untuk mengafirmasi penggunaan senjata paling mematikan itu menjadi berita setelah Ketua DPR Nancy Pelosi menyatakan dewan harus memastikan Trump tidak memiliki akses untuk mengaktifkan kode nuklir.

Baca Juga: Sudah Benarkah Masker yang  Kita Gunakan? Berikut Tips Memilih Masker Kain

Pelosi menyatakan Trump tak lagi memilki kelayakan mental sebagai pengendali kode nuklir negara.

Selama ini seorang asisten militer akan selalu membawa tas kulit berbentuk bola rugbi setiap kali Trump bepergian.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, tas berisi kode rahasia untuk mengaktifkan persenjataan nuklir besar-besaran yang dapat dilakukan presiden bahkan ketika berada jauh dari jaringan komunikasi Gedung Putih.

Baca Juga: Raffi Ahmad Beberkan Alasannya Jadi Salah Satu Orang Pertama Dapat Vaksin Covid-19

Setelah kerusuhan pekan lalu, Pelosi menghubungi ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley guna membahas langkah yang dapat mencegah presiden mengakses kode nuklir.

Namun hampir sepekan sejak rusuh Capitol seorang pembantu militer terlihat membawa 'tas darurat' berisi kode rahasia aktivasi persenjataan nuklir bersama Trump saat hendak menaiki Marine One menuju Alamo dari Gedung Putih.

Baca Juga: Waspadai Infeksi Jamur Payudara, Ini Penyebab dan Pencegahannya

Selain menyinggung kelayakan mental Trump sebagai pemilik otoritas tertinggi kode nuklir, Pelosi juga memutuskan untuk melanjutkan proses pemakzulan kedua dengan pemungutan suara ditetapkan pada Kamis.

Dalam surat edaran Pelosi tertera tujuan pertemuan, “Mencegah Presiden Menggunakan Kode Nuklir.”

“Pagi ini saya berbicara dengan Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley untuk membahas tindakan pencegahan apa saja yang mungkin dilakukan untuk mencegah presiden yang tidak stabil memulai permusuhan militer atau mengakses kode peluncuran dan memerintahkan serangan nuklir,” paparnya.

Baca Juga: Dinyatakan Melanggar! Ketua KPU Arief Budiman Dipecat

"Situasi Presiden saat ini sangat berbahaya, kami harus melakukan segala yang kami bisa lakukan untuk melindungi rakyat Amerika dari serangan yang tidak seimbang terhadap negara dan demokrasi kami," tulisnya.

Trump sendiri masih memegang semua kekuasaan sebagai panglima tertinggi, meskipun serangkaian pengunduran diri para kepala kabinet dan pejabat Gedung Putih membuatnya kehilangan penasihat dan staf.

Baca Juga: Kadernya Tolak Vaksinasi Covid-19, Sekjen DPP PDI Perjuangan Langsung Bereaksi

Sementara itu pejabat Alamo, Texas mengaku tidak menerima pemberitahuan apa pun terkait kunjungan Trump dengan agenda meresmikan tembok pembatas di perbatasan dengan Meksiko tersebut.

Laporan New York Times, juru bicara Milley Kolonel Dave Butler mengonfirmasi tidak ada aturan baru terkait komando afirmasi senjata nuklir.

Namun demikian para pejabat menurutnya telah disiagakan untuk memastikan bahwa setiap perintah yang mereka terima adalah sah.

Baca Juga: Terungkap, Ini Percakapan Presiden Jokowi dan Petugas Sebelum Jalani Vaksinasi Covid-19

Pelosi dan anggota kongres Demokrat juga berharap Wakil Presiden Mike Pence menggunakan Amandemen ke-25 untuk menyatakan Trump tidak layak lagi menjabat sebagai presiden.

Tanggapan resmi Pence hari ini mengungkap pihaknya menilai upaya Pelosi tidak sejalan dengan prinsip persatuan yang diyakininya.

Menanggapi ini Dewan akan melanjutkan dengan proses pemakzulan Kamis ini.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x