"Ketiga, 'post-truth politics' (politik yg tdk berlandaskan pada fakta), termasuk kebohongan yg sistematis & berulang, pada akhirnya akan gagal. Pemimpin akan kehilangan 'trust' dari rakyatnya, krn mereka bisa bedakan mana yg benar (faktual) dgn yg bohong (tdk faktual). *SBY*," begitu SBY melanjutkan kicauannya.
Baca Juga: Jabar Susun Peta Rawan Bencana hingga Tingkat Desa, Tak Ada Daerah dengan Risiko Bencana Rendah
SBY juga mengungkit hal keempat, bahwa tiap pemilu ada yang menang, ada yang kalah.
"Meskipun berat & menyakitkan, siapapun yg kalah wajib terima kekalahan & ucapkan selamat kpd yg menang. Itulah tradisi politik & norma demokrasi yg baik. Sayangnya, sbg champions of democracy, ini tdk terjadi di AS skrg. *SBY*," tulis SBY.
Ayah dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini juga menyoroti soal pergantian kekuasaan di Amerika Serikat yang terkesan tidak berjalan dengan baik.
"Kelima, kali ini pergantian kekuasaan yg damai (smooth & peaceful) tak terjadi di AS. Transisi kekuasaan dibarengi luka, kebencian & permusuhan. Ini petaka bagi AS yg politiknya terbelah (deeply divided). Energi Biden bisa habis utk satukan AS hadapi tantangan ke depan. *SBY*," tuturnya.
Baca Juga: Komisi III DPR RI: Komjen Pol Listyo Sigit Harus Kembalikan Citra Polisi Sebagai Sahabat Rakyat
Bahkan saking tak baiknya, pelantikan kali ini terpaksa harus dijaga oleh Garda Nasional. Puluhan ribu personel disiagakan di Washington DC.
Keenam, jelang pelantikan Biden, Washington DC mencekam, banyak barikade & dlm pengamanan ketat 25.000 tentara. Siapa ancamannya ? Kali ini bukan musuh dr luar, spt biasanya, tapi "teroris domestik". Ini titik gelap dlm sejarah AS. Juga warisan buruk yg ditinggalkan Trump. *SBY*— S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) January 20, 2021
Baca Juga: Cerita Masjid An-Nur yang Masih Kokoh dan Selamatkan Warga Walau Diterjang Longsor Dua Kali
"Keenam, jelang pelantikan Biden, Washington DC mencekam, banyak barikade & dlm pengamanan ketat 25.000 tentara. Siapa ancamannya ? Kali ini bukan musuh dr luar, spt biasanya, tapi 'teroris domestik'. Ini titik gelap dlm sejarah AS. Juga warisan buruk yg ditinggalkan Trump. *SBY*," lanjut mantan Ketum Partai Demokrat ini.