KNKT Bongkar Fakta Baru Dugaan Penyebab Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air, Begini Penjelasannya

- 10 Februari 2021, 20:05 WIB
Presiden Jokowi meninjau puing pesawat Sriwijaya Air di Tanjungpriok, Rabu 20 Januari 2021 sekaligus menghadiri penyerahan santunan kepada ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182.
Presiden Jokowi meninjau puing pesawat Sriwijaya Air di Tanjungpriok, Rabu 20 Januari 2021 sekaligus menghadiri penyerahan santunan kepada ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182. /Setkab/

GALAMEDIA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih terus melakukan investigasi terkait musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Fakta baru terkait dugaan penyebab musibah itu terjadi mulai terungkap. KNKT menemukan adanya anomali dalam sistem autothrottle pesawat berdasarkan laporan awal (preliminary report) investigasi kecelakaan tersebut.

Baca Juga: MAKI Menduga Penyidik KPK yang Menangani Kasus Suap Benur dan Bansos Lakukan Pelanggaran, Soal Apa Ya?

Baca Juga: Innalillahi WaInna Ilaihi Rojiun, Syahrini Sampaikan Duka Cita: Semoga Husnul Khatimah, Alfatihah

"Saat ini memang yang kita ketahui autothrottle yang kiri bergerak mundur. Apakah ini yang rusak, kita belum tahu karena dua-duanya menunjukkan sikap yang berbeda," terang Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Capt Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa, 9 Februari 2021.

"Dua-duanya mengalami anomali, yang kiri mundur terlalu jauh, yang kanan tidak bergerak seperti macet," lanjut dia.

Autothrottle merupakan sistem yang digunakan untuk mengubah pengaturan kekuatan mesin pesawat.

Dilansir Antara, Nurcahyo menyebutkan terdapat 13 komponen lain yang terhubung dengan gerakan autothrottle itu.

Baca Juga: Pertanyakan Perubahan Sikap Natalius Pigai, Ketum KNPI Haris Pertama: Sudah Dibela Malah Makan Bersama

"Mengapa anomali ini muncul, kita mesti lihat ada 13 komponen yang terkait dengan gerakan autothrottle ini," tuturnya.

"Masalahnya ada di mana, saat ini kami belum menentukan. Beberapa komponen yang sudah kita kirim, tapi belum bisa menjawab masalahnya apa," sambung Nurcahyo.

Berdasarkan kronologi, kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terjadi pada pukul 14.39.47.

Saat itu pesawat melewati 10.600 kaki dengan arah pesawat berada di 046 derajat. Posisi pesawat mulai berbelok ke kiri.

Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali bergerak mundur, sedangkan yang kanan masih tetap.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadhan Jatuh pada 13 April, Idul Fitri 13 Mei 2021

Pengatur lalu lintas udara (ATC) Airnav Indonesia memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13.000 kaki dan dijawab oleh pilot pukul 14.39.59

"Itu ada komunikasi terakhr dengan SJ 182," jelas Nurcahyo.

Pada pukul 14.40 WIB, kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) merekam ketinggian tertinggi, yaitu 10.900 kaki.

"Selanjutnya pesawat mulai turun, autopilot tidak aktif atau 'disengage' ketika arah pesawat di 016 derajat, sikap pesawat pada posisi naik atau 'pitch up' dan pesawat miring ke kiri atau 'roll'. Tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap," ungkapnya.

Pada pukul 14.40 WIB, FDR mencatat authrottle tidak aktif (disengage) dan sikap pesawat menunduk (pitch down).

Baca Juga: Jakarta Sumbang 3.309 Kasus Baru, Corona di RI 10 Februari 2021 Bertambah 8.776

"Apakah autothrottle menyebabkan roll dan pitch, logikanya, mesin mati satu, pesawat masih bisa terbang," lanjut dia.

Ia mengatakan KNKT perlu mendalami investigasi lebih lanjut agar mengetahui penyebab adanya anomali sistem autothrottle serta penyebab pesawat berbelok ke kiri.

"Kenapa pesawat berbelok ke kiri, mudah-mudahan CVR (Cocpit Voice Recorder) ditemukan, sehingga kita bisa mengetahui komunikasi antarpilot dan mendapatkan jawaban, sementara FDR mencatat adanya anomali autothrottle," pungkasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x