Vaksinasi Jokowi Disoal, Rocky Gerung: Sekali Lancung ke Ujian, Seumur Hidup Orang tak Percaya Lagi

- 22 Februari 2021, 16:29 WIB
Rocky Gerung mengomentari soal hasil survei terkait vaksinasi.
Rocky Gerung mengomentari soal hasil survei terkait vaksinasi. /Kolase Instagram.com/@Jokowi, @Rockygerung

GALAMEDIA – Indikator mengungkap hasil survei terkait vaksinasi Covid-19 dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai orang pertama yang divaksin.

Indikator merilis hasil survei bahwa vaksinasi Jokowi hanya memberikan efek 2 persen penurunan terhadap masyarakat yang menolak divaksin.

"Efek Presiden Jokowi ada, tapi hanya 2 persen menurunkan mereka yang awalnya tidak bersedia menjadi bersedia," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya, Ahad, 21 Februari 2021.

Baca Juga: Cuti Bersama 2021 Dipangkas dari 7 Hari Jadi 2 Hari, Termasuk Hari Raya Idulfitri

Burhanuddin menjelaskan, dari temuan survei pada 1-3 Februari 2021, sebanyak 41 persen responden tidak bersedia melakukan vaksinasi Covid-19.

Ada juga survei pada Desember 2020, Burhanuddin memberitahu ada 43 persen responden yang tidak bersedia atau sangat tidak bersedia.

Menurut Burhanuddin, dengan angka 41 persen responden yang tidak bersedia divaksin akan menjadi masalah karena vaksinasi untuk kepentingan bersama.

Sementara responden yang cukup bersedia dan sangat bersedia divaksin ada sebanyak 54,9 persen. Sebanyak 4,2 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Baca Juga: Lee Min Ki dan Nana Akan Bermain di Drama Komedi Romantis Terbaru

Dari 41 responden yang tidak bersedia divaksin, Burhanuddin mengungkapkan 54,2 persen di antaranya beralasan bahwa vaksin mungkin ada efek samping yang belum ditemukan atau tidak aman.

"41 persen di Bulan Februari ini bukan angka yang kecil. Meskipun surveynya dilakukan setelah Presiden sendiri menjadi orang yang divaksin, itu masih banyak orang yang tidak bersedia," tambahnya.

Kemudian 27 persen menyatakan vaksin tidak efektif, 23,8 persen menyatakan tidak membutuhkan vaksin karena merasa sehat.

Sebanyak 17,3 persen menyatakan tidak mau membayar untuk mendapatkan vaksin.

Baca Juga: Kenalan Sama BVNDIT dan Anggotanya Yuk! Cantik-cantik Lho..

Lalu 10,4 persen menyatakan vaksin mungkin tidak halal, sebanyak 5,9 persen menyatakan banyak orang yang akan mendapatkan vaksin sehingga tidak perlu ikut, dan 3,1 persen menyatakan tidak mau masuk persekongkolan perusahaan farmasi yang membuat vaksin.

Survei dilakukan dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki tolerasi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Survei dilakukan pada 1-3 Februari 2021 setelah Presiden Jokowi menerima dua kali penyuntikan vaksin Covid-19.

Survei dilakukan dengan menelepon 1.200 responden, yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung dalam rentang 2 Maret 2018-Maret 2020.

Baca Juga: Kenalan Sama BVNDIT dan Anggotanya Yuk! Cantik-cantik Lho..

Hal ini sontak membuat seorang Rocky Gerung angkat bicara menganai hal tersebut.

Dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, diunggahan video terbarunya membicarakan mengenai hal tersebut bersama jurnalis senior, Hersubeno Arief.

Didalam video tersebut Rocky mengungkap fakta mengapa banyak orang yang tidak percaya. Menurut dia, publik memiliki dua sudut pandang dalam memilih apakah harus percaya terhadap presiden atau seorang politisi di PDIP.

"Presiden mengambil risiko untuk memberi contoh pada rakyatnya. Itu hal yang bagus sekali pada saat itu. Akan tetapi pada saat yang sama, tokoh PDIP di DPR mengucapkan hal yang terbalik bahwa dia tidak mau divaksin," tuturnya.

Dari kondisi itu, ujar Rocky, tergambar adanya hal yang sublime dan absurd.

Baca Juga: Beralaskan Sandal Jepit, Mensos Risma Bagi-bagi Bantuan untuk Korban Banjir di Bekasi

Rocky pun menyebut hal tersebut sangat berbahaya karena vaksin adalah sebagai hidup dan mati manusia. Sesuatu yang fundamental pada Kesehatan kita.

"Bahkan di dalam hal yang paling fundamental itu kesehatan, rakyat tidak percaya pada permintaan presiden atau sebenarnya rakyat tidak percaya kepada polisi negara," ujar Rocky menambahkan.

Rocky juga mengatakan, seharusnya Jokowi bisa memberikan contoh kepemimpinan Mahatma Gandhi saat dia mengambil risiko mengajak rakyat India untuk tidak membeli produk Inggris.

Baca Juga: Mbak You Sejak 2020 Sudah Meramal Sinetron Ikatan Cinta dan Arya Saloka Akan Booming

Hal itu berhasil dengan adanya kepercayaan dan disebut Gandhi Economic. Di sana Gandi menganggap ekonomi harus mempunyai elemen kemartabatan manusia.

Menurut Rocky, itulah yang tidak dimiliki Presiden Jokowi. Ia pun melanjutkan pernyataan dengan memberikan peribahasa.

"Soal semacam ini yang sebetulnya hilang dari publil kita justru karena presiden dianggap sebagai sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tidak percaya lagi," tuturnya.

Akan tetapi Rocky memberi tahu peribahasa tersebut bukan dia yang bilang karena dia hanya membaca inti dari hasil survei yang menunjukan bahwa diknitas manusia hilang.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x