Angka Bunuh Diri Singleton Lampaui Jumlah Korban Covid-19, Darurat Hikikomori Jepang Angkat Menteri Kesepian

- 25 Februari 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi bunuh diri.
Ilustrasi bunuh diri. /PIXABAY/ArtWithTammy./

GALAMEDIA - Untuk pertama kali sepanjang sejarah Negeri Sakura, pemerintah Jepang akhirnya menunjuk Menteri Kesepian yang pertama.

Penunjukan dilakukan setelah angka bunuh diri mencapai level tertinggi dalam 11 tahun.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Kamis (25 Februari 2021) mengikuti langkah serupa di Inggris pada 2018, Perdana Menteri Yoshihide Suga menunjuk Tetsushi Sakamoto sebagai menteri kesepian awal bulan ini.

Baca Juga: Ganjar Mengaku Salah Soal Banjir Jateng, Tsamara Amany: Setiap Kepala Daerah Layak Dikritik, Saya Apresiasi

Pemerintahan Suga memasukkan kesepian dalam daftar persoalan yang mendesak untuk ditangani. Tingkat kesepian di antara penduduk Jepang menjadi sorotan di tengah pandemi.

Isolasi dipandang sebagai penyebab sejumlah masalah sosial lainnya, seperti bunuh diri, kemiskinan, dan keterasingan sosial.

Angka awal yang dirilis Badan Kepolisian Nasional Jepang menunjukkan 20.919 warga bunuh diri pada tahun 2020 atau 750 lebih banyak dari pada tahun 2019.

Baca Juga: Divonis Bersalah! Himchan Mantan B.A.P Dijatuhi Hukuman 10 Bulan Atas Kasus Pelecehan Seksual

Kantor kabinet Jepang juga membentuk satuan tugas yang akan berupaya mengatasi masalah kesepian di bawah yurisdiksi berbagai kementerian, selain menyelidiki dampaknya.

Sakamoto yang juga bertugas menangani penurunan angka kelahiran dan revitalisasi ekonomi regional berharap dapat mengampanyekan aktivits untuk mencegah kesepian sosial dan isolasi serta melindungi hubungan antar manusia.

Pada bulan Oktober, Jepang mengalami peningkatan angka bunuh diri dengan jumlah yang lebih tinggi dari korban meninggal akibat Covid-19 sepanjang tahun 2020.

Baca Juga: Kuliah Umum Wisudawan Unjani Hadirkan Sandiaga Uno dan Presenter Brigita Manohara

Ada 2.153 kematian akibat bunuh diri pada bulan Oktober saja, sementara kematian terkait virus korona pada akhir Oktober mencapai 1.765.

Berikutnya pada 22 Februari 2021, total 7.541 orang meninggal akibat Covid-19 sejak awal pandemi.

Namun angka tersebut, masih jauh lebih sedikit dari jumlah yang meninggal karena bunuh diri pada tahun 2020.

Peningkatan yang terakhir menandai level tertinggi angka bunuh diri  dalam 11 tahun.

Baca Juga: Tiger Woods Kecelakaan Mobil di California, Polisi: Ia Beruntung Masih Hidup

Terjadi lonjakan kasus bunuh diri di kalangan wanita dan kalangan muda, menurut Japan Times.

Hal ini terkait dengan peningkatan jumlah wanita lajang yang tinggal sendirian di Jepang dan banyak di antaranya tidak memiliki pekerjaan tetap.

Berbicara kepada BBC minggu lalu, Michiko Ueda, seorang profesor Jepang yang mempelajari kasus bunuh diri mengungkap banyak wanita yang tidak menikah lagi.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 12 Sudah Dibuka, Awas Jangan Terkecoh Situs Palsu

“Mereka harus menghidupi diri sendiri dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Jadi, ketika sesuatu terjadi, tentu saja, mereka mendapat pukulan yang sangat, sangat keras.”

Pada bulan Oktober 2020, 879 wanita meninggal karena bunuh diri di Jepang atau 70 persen lebih banyak dibandingkan bulan yang sama pada 2019.

"Wanita lebih menderita karena isolasi (daripada pria) dan tren kasus bunuh diri ini meningkat," kata PM Suga.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x