Potensi 'Perselingkuhan' NasDem-Golkar 2024, Refly Harun: Surya Paloh Sedikit Tahu Diri, Demokrat Kurang Sopan

- 2 Maret 2021, 14:25 WIB
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun.
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun. /

GALAMEDIA - Seperti diketahui, Partai Nasional Demokrasi (NasDem) yang kini dipimpin oleh Surya Paloh akan mengadakan Konvensi Calon Presiden pada 202 mendatang.

Baru-baru ini tersiar kabar pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Nasdem di suatu pulau milik Surya Paloh.

Pertemuan itu pun telah dibenarkan oleh pihak Golkar maupun NasDem.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 1,3 Juta Formasi ASN 2021, Menteri PANRB: 1 Juta untuk Guru

Pertemuan kedua elite partai itu disebut-sebut sebagai ancang-ancang NasDem dalam memuluskan Konvensi Calon Presiden pada 2022 mendatang.

Dimana dalam konvensi itu akan dijaring kandidat-kandidat dan pemenangnya secara otomatis akan menjadi calon Presiden yang diusung oleh NasDem. Sedangkan untuk Wakil Presiden akan diisi oleh Partai Koalisi yang bisa jadi dalam konteks ini adalah Golkar.

Sekarang ini, kedua partai itu masih setia menjalin koalisi dengan PDIP setidaknya hingga masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir.

Baca Juga: Cucu Artis Bollywood Legendaris, Salah Satunya Sara Ali Khan

Adapun nama-nama yang muncul diantaranya tentu saja Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa hingga Sandiaga Uno.

Pengamat politik sekaligus pakar hukum tata negara Refly Harun turut memberikan analisis dan pendapatnya terkait pertemuan dua tokoh Partai Politik itu.

Disampaikan melalui kanal YouTube miliknya Refly Harun pada Selasa, 2 Maret 2021, Refly menanggapi ihwal kemungkinan NasDem dan Golkar untuk 'berselingkuh' atau keluar dari koalisinya bersama PDIP dan membangun koalisi baru.

Baca Juga: Isu Kudeta AHY Kian Memanas, Ketum Asoppsi: Hei Kalian yang Pake Baju Partai Lain

Menurut Refly, wacana NasDem yang selama ini untuk membuat arus baru ternyata benar yang dibuktikan dengan adanya pertemuan ini.

"Ternyata memang NasDem sudah mulai ancang-ancang untuk membuat mainstream harus utama tidak lagi mau mengekor di PDP atau mengekor di Gerindra," tuturnya dilansir Galamedia Selasa dari kanal YouTube Refly Harun

Sementara itu kata Refly, langkah NasDem ini menunjukan sekali kayuh dua, tiga pulau terlampaui. Ini dikarenakan NasDem yang tidak memiliki kader kuat di tataran elite.

Baca Juga: Rekomendasi Film Bollywood India Terbaik, Seru, Wajib Ditonton!

"ini yang menarik ya Sekali kayuh dua tiga Pulau terlampaui ini yang kelihatannya bakal dilakukan yang sudah dilakukan oleh partai NasDem," ujarnya

"Kita tahu bahwa NasDem tidak memiliki kadar kuat untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden di lingkar elit tidak seperti partai-partai lain," lanjutnya

Refly juga mengatakan bahwa langkah NasDem yang membuka komunikasi dengan partai lain ini juga menunjukan 'ketahudirian' yang ditunjukkan oleh Suya Paloh mengingat dirinya tidak memungkinkan untuk maju sebagai Capres 2024.

Baca Juga: KPK Meninjau Dewan Komisaris PT RPI Tentang Penunjukan Proyek Bansos Covid-19

"Surya Paloh rupanya sedikit tahu diri juga calon presiden dan wakil presiden dia lebih mau bertindak sebagai King Maker," ujar Refly

Sementara itu, anak Surya Paloh, Prananda Surya Paloh pun tidak mungkin karena kini sedang menjabat sebagai Kepala Daerah dan belum saatnya untuk melompat jadi Capres.

Lebih lanjut, Refly menilai bahwa Partai NasDem adalah partai yang paling fleksibel saat ini yakni membuka peluang bagi siapa saja yang berpotensi untuk menjadi dan diusung sebagai Capres di 2024.

Baca Juga: Kenapa Warna Lampu Lalu Lintas Cuma Merah Kuning Hijau, Ini Alasannya

"Nasdem saya katakan yang paling fleksibel untuk mengusung calon calon lainnya," ujarnya

Seperti diketahui, kalau menengok partai lain seperti Gerindra, tentu ada sosok Prabowo Subianto yang masih menduduki Ketua Umum dan berpeluang besar manu lagi sebagai Capres.

Begitupun dengan PDIP, jika elektabilitasnya memungkinkan kata Refly, maka Puan Maharani atau tokoh lain dari kader partai itu yang akan maju.

Baca Juga: Dikritik Ulama, Jokowi Akhirnya Cabut Perpres Tentang Miras

"Karena kalau Gerindra sudah pasti Prabowo Subianto kalau Prabowo masih mau Prabowo pasti akan maju kalau PDIP kalau Puan elektabilitasnya tinggi Puan Maharani tapi kalau tidak maka pasti kader PDIP yang akan dijagokan," jelasnya.

Kendati begitu, Refly juga menjelaskan bahwa NasDEm bisa saja menggandeng partai lain misalnya PKS yang diketahui juga sama-sama tidak memiliki tokoh dan terbuka bagi calon dilaur partai.

"NasDem dan bisa saja menggandeng beberapa partai selain Golkar bisa juga dia ganteng PKS di mana kita tahu PKS juga tidak memiliki tokoh yang kuat tetapi tentu PKS juga terbuka terhadap calon-calon lainnya yang dianggap baik," kata dia.

Baca Juga: Kenapa Warna Lampu Lalu Lintas Cuma Merah Kuning Hijau, Ini Alasannya

Sementara itu, menyinggung soal Partai Demokrat, Refly menjelaskan analisisnya bahwa seandainya Demokrat ingin menjadi Wakil Presiden potensinya tertutup, sedangkan untuk mengikuti konvensi juga tidak bisa dan kurang sopan.

"Demokrat kalau masih menginginkan jabatan wakil presiden maka dengan strategi Nasdem ini sepertinya tertutup dan tidak boleh juga mengikuti konvensi Partai Nasdem, kurang sopan," jelasnya

Menurut Refly, yang paling gampang untuk dilakukan oleh NasDem saat ini seandainya strategi ini tidak berjalan mulus, maka yang paling mungkin adalah dengan mengambil Anies Baswedan atau setidaknya Ridwan Kamil.

Baca Juga: Dikritik Ulama, Jokowi Akhirnya Cabut Perpres Tentang Miras

"Maka hal yang paling gampang adalah sesungguhnya seperti dikatakan banyak pengamat NasDem sebenarnya mengincar Anies Baswedan untuk menjadi calon Presiden paling tidak Kalau tidak Anies Baswedan Ridwan Kamil," tuturnya.

Namun, kata Refly, jika bicara kematangan, sepertinya Anies Baswedan lebih unggul dibanding Ridwan Kamil.

"Tapi kalau kita bicara kematangan soal hal yang lebih punya peluang maka Anies Baswedan lah yang paling jagoan," kata Refly lagi.

Baca Juga: Jokowi Resmi Cabut Aturan Investasi Mengenai Miras Setelah Mendengar Kritik MUI, NU, dan Muhammadiyah

Namun, bersamaan dengan dinamika yang terjadi, seperti diketahui Konvensi Calon Presiden yang akan digelar oleh Partai NasDem masih memiliki waktu cukup lama, belum lagi gelaran Pilihan Presiden (Pilpres) akan dilaksanakan 2024, sehingga apapun masih dapat terjadi.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x