Isu Kudeta 4 Maret Menguat, Pendukung Trump Siapkan Comeback Ribuan Garda Nasional Barikade Capitol Hill

- 3 Maret 2021, 00:05 WIB
Donald Trump.
Donald Trump. /Instagram/@realdonaldtrump

GALAMEDIA - Dua hari menjelang 4 Maret, gedung dewan Capitol Hill dijaga oleh hampir 5.000 tentara Garda Nasional.

Pengamanan ketat di gedung yang berada satu kompleks dengan Gedung Putih itu dilakukan setelah loyalis kelompok konspirator QAnon meyakini kudeta yang bakal berlangsung pada 4 Maret.

Mereka percaya Donald Trump akan kembali menjadi presiden di tanggal keramat tersebut.

Baca Juga: Rina Gunawan Sempat Sesak Napas, Evry Joe PARFI: Apakah Covid-19 Belum Ada yang Jelas

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Selasa (2 Maret 2021) kepolisian yang bertugas di Capitol meminta 4.900 pasukan Garda Nasional untuk tetap berada di ibu kota negara hingga setidaknya 12 Maret.

Tidak diketahui apakah ada ancaman konkret terhadap Capitol, yang merupakan target  pemberontakan massa pro-Trump pada 6 Januari lalu yang menewaskan lima orang.

Baca Juga: Gila, Pemenang Piala Menpora Akan Diguyur Milaran Rupiah dan Setiap Klub Dapat Ratusan Juta Ruipiah

Empat Maret menjadi tanggal penting bagi para konspirator QAnon karena merupakan tanggal pelantikan Presiden AS sebelum Amandemen ke-20 mengubahnya menjadi  tanggal 20  Januari.

Para loyalis QAnon mempercayai klaim Donald Trump bahwa pemilihan umum lalu 'dicurangi' Demokrat hingga dirinya kalah dari Joe Biden.

Baca Juga: Terungkap Sudah, Ini Alasan Risma Meniadakan Santunan Covid-19: Uangnya Nggak Ada  

Lebih jauh mereka juga percaya bahwa Trump akan kembali mengklaim kursi kepresidenan pada tanggal pelantikan bersejarah pada hari Kamis ini.

Trump, yang klaim kemenangan pemilunya memicu  pengepungan Capitol, pemakzulan dan larangan menggunakan Twitter, hingga pekan terus mengobarkan api kemarahan di antara para pendukungnya.

Baca Juga: Puan Maharani Kalahkan Anies dan AHY Jadi Politisi Muda Paling Diperhitungkan di Pemilu 2024

Dalam pidatonya di ajang konferensi nasional partai konservatif, CPAC pada hari Minggu, Trump bahkan menyebutkan kemungkinan comeback pada pemilu 2024.

Presiden AS ke-45 itu yakin akan memenangi pemilu untuk 'ketiga kalinya' jika dia mencalonkan diri lagi sebagai presiden.

Klaim potensi perubahan kepemimpinan pekan ini, ikut juga dipicu oleh Hotel Trump di Washington yang dilaporkan Forbes menaikkan tarif kamar untuk malam 3 Maret dan 4 Maret jauh melebihi tarif biasa di hotel.

Baca Juga: Akui Virus Ganas Telah Masuk ke Indonesia, Pemerintah Siap Ubah Kebijakan Sesuai Kebutuhan

Kamar king deluxe, misalnya, akan dikenai biaya $ 1.331 per malam atau 180 persen di atas tarif dasar hotel.

Berbeda dengan Hotel Trump, hotel-hotel lain di sekitarnya tidak melakukan kenaikan harga yang sama untuk malam-malam tadi.

“Menaikkan harga kamar pasti akan ditafsirkan oleh QAnon sebagai dukungan Trump untuk narasi 4 Maret,” kata Jason Blazakis, rekanan senior Soufan Center, lembaga pemikir nonpartisan.

"Mereka benar-benar mencoba menafsirkan kata-kata dan tindakan Trump dengan sangat detail," katanya.

Baca Juga: Edhy Prabowo Ditetapkan Sebagai Tersangka, Dewi Tanjung Singgung Sikap Sinis Oknum Penyidik KPK pada Jokowi

Tanggal 4 Maret awalnya dikenal sebagai tanggal pelantikan presiden, tetapi tanggal tersebut diubah dengan revisi konstitusional melalui Amandemen ke-20 karena dianggap “kurang representatitf”, demikian menurut CNET.

Dan berdasarkan interpretasi QAnon terhadap perubahan tadi, Ulysses S. Grant merupakan  presiden sah terakhir Amerika Serikat.

Keyakinan QAnon sendiri jarang divalidasi oleh fakta yang diungkap media.

Baca Juga: Pasca Perpres Legalisasi Miras Dicabut, Rocky Gerung Disindir Husin Alwi Soal Mabuk

Sebelumnya loyalis Trump percaya “presiden mereka” tak hanya pemimpin yang mengatur negara tapi juga berjuang melawan kelompok bawah tanah pemuja setan yang kebanyakan merupakan sosok sukses Hollywood.

Mereka pun percaya Partai Demokrat diam-diam menjalankan jaringan pedofil internasional.

Selain itu bagi ultra-QAnon John F. Kennedy Jr. masih hidup dan Covid-19 diyakini sebagai konspirasi yang diciptakan untuk memberangus peluang terpilihnya kembali Trump.

Oh.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x