Moeldoko Rebut Partai Demokrat, Relawan Jokowi: Surat dari AHY Saja Tidak Direspons Pak Jokowi

- 9 Maret 2021, 19:46 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo /Tangkapan layar video Youtube/Sekretariat Presiden /


GALAMEDIA - Relawan Jokowi terus menggaungkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan mencampuri urusan internal Partai Demokrat (PD) karena sangat menghormati kedaulatan partai politik (parpol) di Indonesia yang diatur sesuai AD/ART masing-masing.

“Presiden tentu tidak akan campur tangan, dan sangat memahami bahwa ini adalah isu internal,” kata Ketua Umum Arus Bawah Jokowi (ABJ) Michael Umbas dalam keterangannya, Selasa, 9 Maret 2021.

Menurutnya, sejak awal seakan-akan ada upaya untuk menarik Jokowi terlibat dalam polemik PD.

“Jangan hanya karena Moeldoko memegang jabatan kepala staf kepresidenan, lalu seolah-olah Pak Jokowi ikut terlibat,” ucap Michael.

Baca Juga: Waketum Partai Demokrat Sebut Pengurus di Daerah Diancam Intel Polres Bahkan Bujuk Dukung Kubu KLB

Michael mengungkap, Ketua Umum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah bersurat pada awal Februari 2021.

Isi surat itu mengenai adanya kabar keterlibatan Moeldoko dalam pengambilalihan kepemimpinan di PD.

Michael menambahkan, surat itu tidak direspons Presiden.

“Surat dari AHY saja tidak direspons Pak Jokowi. Bagi kami, Pak Jokowi sudah sangat proporsional. Tidak mungkin ada perintah atau apapun bentuknya untuk meminta Moeldoko mengambil alih Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY,” ujarnya.

Menurut Michael, Jokowi tidak akan mengingkari diri sebagai sosok yang ingin demokrasi di Indonesia semakin maju.

Baca Juga: Tuntut Pemerintah Tolak KLB dan Copot Moeldoko dari KSP, Jimly Asshiddiqie Dimintai Ini Oleh AHY

“Apalagi, Pak Jokowi kan presiden dari seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi kan sumbernya dari rakyat. Jadi, bukan tipikal Pak Jokowi ikut campur urusan internal partai politik. Sama sekali tidak,” tegas Michael.

Michael mengatakan, Jokowi sangat menghormati figur Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Pak Jokowi sangat menghormati para pendahulu beliau, termasuk Pak SBY. Pak Jokowi paham bahwa Pak SBY adalah presiden keenam dan tokoh bangsa. Publik masih ingat saat peringatan Proklamasi beberapa tahun silam, tokoh-tokoh bangsa hadir di Istana,” kata Michael.

Michael menilai sikap diam Jokowi terkait kemelut di PD, sangat tepat.

Baca Juga: Sebut KLB Moeldoko Tak Berizin, Gubernur Edy Rahmayadi: Jangan Jadikan Sumatera Utara Ajang KLB Tak Sah

“Pak Jokowi akan mengakhiri masa periode terakhir. Pak Jokowi tidak ada kepentingan khusus. Sikap diam Pak Jokowi tepat,” ungkap Michael.

“Pertemuan di istana itu menunjukkan rasa hormat Pak Jokowi kepada Pak Habibie, Ibu Megawati, dan Pak SBY, sebagai pendahulu. Selain menjunjung tinggi demokrasi, Pak Jokowi pun menjaga tata krama. Sekali lagi, bukan tipikal Pak Jokowi merusak demokrasi,” tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x