Mahfud MD Sebut Jokowi Hepi-hepi, Rocky Gerung Sebut Ini Seperti Kronologi Lengsernya Soeharto di Orde Baru

- 13 Maret 2021, 05:43 WIB
Mahfud MD Sebut Jokowi Happy-happy Saja, Rocky Gerung: Seperti Dulu Zaman Orde Baru.
Mahfud MD Sebut Jokowi Happy-happy Saja, Rocky Gerung: Seperti Dulu Zaman Orde Baru. /Tangkapan layar YouTube Rocky Gerung Official/YouTube Rocky Gerung Official/


GALAMEDIA – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang hepi-hepi di tengah polemik Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang.

Atas pernyataan itu, pengamat politik Rocky Gerung menilai hal tersebut terkesan seperti mengampangkan suatu persoalan yang publik anggap serius.

Menurutnya, pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa Jokowi tidak paham dengan arus bawah.

“Ya itu bagus walaupun sudah tahu hanyut tapi enggak tahu kalau dia sendiri sudah hanyut,” ujar Rocky Gerung yang dikutip Galamedia dari kanal Youtube Rocky Gerung Official, 13 Maret 2021.

Selain itu, Rocky mengungkapkan, polemik gerakan kudeta Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terhadap Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sudah mulai diketahui oleh salah satu media asing.

Baca Juga: Catat! Jadwal Lengkap Rangkaian Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Ditayangkan di TV

Menurutnya, media asing tersebut mengungkapkan, gerakan tersebut menunjukkan adanya gerakan yang mendekati otoritarianisme atau kesewenang-wenangan kekuasaan.

Selain itu, pernyataan tersebut juga terkesan, Jokowi tenang karena publik tidak melakukan demontrasi hingga ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Menurutnya, diamnya publik itu menunjukkan apatisme terhadap kekuasaan. Jadi, publik bisa saja malas demonstrasi karena dianggap tidak ada gunanya.

Jadi, kecurangan politik tersebut akan terus dibicarakan oleh pers dan publik.

Berdasarkan 2 fenomena tersebut, Rocky menyebut bahwa pernyataan tersebut terkesan seperti tidak mengetahui jalan pikiran publik dan pers khususnya media asing yang sebenarnya tidak memiliki kepentingan dengan Partai Demokrat.

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 13 Maret 2021: Dewa Nana Selamat, Alya Minta Dinikahi Dewan

Tentu, hal tersebut membuat Rocky teringat akan suatu kronologi peristiwa di era orde baru yang dimana Amerika Serikat telah mengingatkan Soeharto akan segera lengser dari kekuasaannya.

Menurutnya, lengsernya Soeharto dari jabatannya sebagai Presiden diakibatkan oleh ketidakpekaannya terhadap suatu kejadian serius yang sedang melanda Indonesia yakni krisis ekonomi dan politik.

“Ini seperti tanda-tanda lengsenya Soeharto di orde baru. Istana dianggap enggak ada soal hingga sampai akhirnya Amerika Serikat kasih sinyal bahwa Soeharto sudah saatnya lengser. Pada saat itu Pak Harto hanya bisa bengong dan hingga terjadilah krisis ekonomi politik,” ujarnya.

Baca Juga: Megawati Disebut-sebut Tak Setujui Langkah Moeldoko di KLB Deli Serdang, 'Bunuh Diri Politik'

“Krisis ekonomi politik itu hari per hari kita rasakan seiring dengan frustasi dalam kabinet. Kalau sekarang memang frustasinya enggak terbaca karena ada isu Covid-19 dan isu-isu lainnya,” katanya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x