Rebut Partai Demokrat Kubu Moeldoko Nasehati SBY-AHY Agar Santun Dalam Berpolitik, Herzaky: Apa Tak Malu Ya?

- 21 Maret 2021, 18:35 WIB
Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum PD versi KLB, 5 Maret 2021
Moeldoko terpilih sebagai Ketua Umum PD versi KLB, 5 Maret 2021 /Antara/Nur Apriliana Br Sitorus




GALAMEDIA - Di tengah upaya merebut Partai Demokrat, Kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang menuding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beserta jajarannya tengah membuat gaduh dengan berbagai isu hoaks di tengah masyarakat.

Hal tersebut disebutkan Juru Bicara Kubu KLB Deli Serdang, Muhammad Rahmad. Ia bahkan menyatakan kubu SBY-AHY mulai memunculkan isu-isu hoaks tersebut lantaran mereka sudah kehilangan akal sehat.

“Jadi kami melihatnya begini, sepertinya Pak SBY dan AHY bersama juru bicara dan corong-corongnya ini mulai kehilangan akal sehat jadi memunculkan isu-isu hoaks, isu yang meresahkan masyarakat,” tuding Rahmad, Minggu, 21 Maret 2021.

Mantan Direktur Eksekutif Partai Demokrat, Muhammad Rahmad mengungkap alasan dipilihnya Moeldoko menjadi Ketum Partai Demokrat versi KLB.
Mantan Direktur Eksekutif Partai Demokrat, Muhammad Rahmad mengungkap alasan dipilihnya Moeldoko menjadi Ketum Partai Demokrat versi KLB.

Baca Juga: Pangeran Harry Mencurahkan Perasaannya pada Sebuah Buku Anak-anak

Hal tersebut dilontarkannya menanggapi pernyataan Andi Arief yang menyebutkan bahwa pihaknya menggunakan ahli IT untuk meretas sistem informasi Kemenkumham guna meloloskan Moeldoko.

Menurutnya, isu semacam itu malah membuktikan AHY dan SBY mulai kehilangan akal sehatnya.

Rahmad pun membantah isu tersebut dan menyebut kabar itu hanyalah omong kosong belaka.

Ia pun menyayangkan sikap dari para pendukung dan simpatisan Demokrat versi Ketum AHY yang tidak berpolitik secara santun dengan menyebar informasi berita hoaks.

Baca Juga: Anies Baswedan Capres Terpopuler di Kalangan Usia 17-21 Tahun, Prabowo Subianto Jauh di Bawah

“Kalau kita berpolitik santun dan politik cerdas ya jangan suka menyebar hoaks, tidak benar, mengarang, dan membuat gaduh,” tegasnya.

Tak hanya isu tersebut, ia menyatakan, sejumlah isu lainnya ditebarkan dengan tujuan ingin membuah gaduh masyarakat.

Seperti halnya tuduhan yang pernah dilontarkan kepada pihaknya soal terpilihnya Moeldoko sebagai Ketum Demokrat versi KLB hingga campur tangan pemerintah.

“Ada tuduhan dulu mengatakan bahwa pemerintah terlibat, faktanya setelah dikaji ternyata tidak,” tutur Rahmad.

Baca Juga: Usai ke Jokowi Kini Susi Pudjiastuti Memohon ke Megawati: You Are The One Can Make It Happen

Kemudian ada isu yang menuding Moeldoko telah membeli Partai Demokrat. Namun, setelah diselidiki isu miring tersebut ternyata tidak benar.

“Dulu pak Moeldoko juga dituduh membeli partai tapi setelah diselidiki ternyata juga tidak. Jadi isu-isu tersebut sengaja dibuat hanya untuk bikin gaduh,” ujarnya.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky/RagamIndonesia.com/Juned Rodo
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky/RagamIndonesia.com/Juned Rodo

Di sisi lain, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan rasa malu para mantan kader partainya yang terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kekuasaan Partai Demokrat (GPK-PD) alias kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat AHY.

Pasalnya, ia menilai, para mantan kader partai berlambang Bintang Mercy tersebut sibuk mengumbar fitnah dan hoaks setelah gagal mengudeta AHY lewat penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB).

Baca Juga: Ikbal Fauzi Sosok ‘Rendy’ Ikatan Cinta Menikah, Tagar #HariPatahHatiPondokPelita Trending Topik di Twitter

Pernyataan itu disampaikan Herzaky merespons pernyataan Juru Bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad, menyatakan bahwa pihaknya tengah mendalami dan mendata sejumlah aset milik Partai Demokrat yang diduga tercatat atas nama pribadi.

"Mantan kader kami yang tergabung dalam GPK-PD, kerjanya mengumbar fitnah dan hoaks saja. Setelah gagal melakukan kudeta dan gagal mengadakan KLB yang sah, kini makin konsisten menyebar fitnah dan hoaks," kata Herzaky, Minggu, 21 Maret 2021.

"Apa tidak malu, ya sudah jadi politisi senior, tapi tidak menunjukkan perilaku berpolitik yang mengedepankan adab, etika, dan kepatutan?" tandasnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x