Budi Waseso Jadi Bulan-bulanan, Ketum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu: Dirut Bulog Gagal Ngelola Bulog!

- 21 Maret 2021, 22:07 WIB
Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog saat sedang memantau kesediaan stok pangan.
Budi Waseso, Direktur Utama Perum Bulog saat sedang memantau kesediaan stok pangan. /Antara


GALAMEDIA - Pendukung Presiden Jokowi tiga periode, Arief Poyuono turut menanggapi polemik wacana impor beras yang belakangan ini ramai diperbincangkan.

Mantan Waketum Partai Gerindra ini mempertanyakan terkait pihak yang seharusnya disalahkan sehingga ada keputusan impor beras.

Seperti diketahui, banyak pihak yang menyalahkan pemerintah, utamanya Kementerian Perdagangan soal impor ini.

Terlebih, pihak Bulog menolak impor dengan alasan masih ada stok beras.

Baca Juga: Tanggapi Keinginan Marzuki Alie untuk Generasi PD, Yan Harahap: Cap sebagai Penghianat akan Tetap Melekat

Namun Arief Poyuono menyebutkan alasan terkait stok beras yang tidak terpakai tersebut sebenarnya adalah bentuk kegagalan Direktur Utama Bulog dalam mengelola.

“Ini yang salah Bulog apa pemerintah sampe impor beras? Kok Baru Teriak teriak si Dirut Bulog. Memang Bulog enggak kasi data stock buffer beras. Beras engga kepake di Bulog itu alasan klasik membuktikan dirut Bulog Gagal ngelola Bulog,” tulis Arief di Twitter @bumnbersatu pada Minggu, 21 Maret 2021.

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu ini pun membagikan cuitan tersebut bersama tautan artikel berita yang membahas soal penolakan Dirut Perum Bulog pada impor beras.

Baca Juga: Jaring Perilaku Investasi New Normal, BRI Jual SR014 Tiga Kali Lipat Target

Budi Waseso, Dirut Perum Bulog menegaskan tidak akan sepenuhnya ikut kebijakan tersebut karena akan menyebabkan anjloknya harga gabah di tingkat petani saat musim panen.

“Kalau pun kami mendapatkan tugas impor 1 juta ton, belum tentu kami laksanakan, karena kami tetap memprioritaskan produk dalam negeri yang sekarang masa panen raya sampai bulan April,” kata pria yang akrab disapa Buwas dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Senin, 15 Maret 2021.

Seperti diketahui, saat ini menjadi masa puncak panen raya hingga satu bulan mendatang.

Baca Juga: Hasil SNMPTN Diumumkan Besok Jam 15.00 WIB, Jangan Lupa Ini Linknya

Stok beras di gudang Bulog pun mencapai 883.575 ton dengan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 859.877 ton dan beras komersial sebesar 23.706 ton.

Selain itu, Buwas juga berkaca dari pengalaman sebelumnga bahwa beras impor yang cadangan pemerintah tak terpakai sehingga menyusut kualitasnya bahkan rusak.

“Kami sudah lapor ke presiden saat itu, beras impor kami saat Maret tahun lalu (stoknya) 900 ribu ton sisa dari (stok Bulog) 1,7 juta ton, sekian juta ton beras impor."

Baca Juga: Sebut Angka Hasil Survei Anies Baswedan Disunat, Komisaris Ancol: Udah Lapor Kakak Pembina?

"Jadi sudah menahun kondisinya, layak pakai tapi harus di-mix dengan beras dari dalam negeri. Permasalahannya ada kesalahan saat impor lalu, rata-rata taste-nya pera, nggak sesuai dengan taste masyarakat kita, sehingga jadi permasalahan,” katanya.

Akibatnya, Bulog harus putar otak demi mempertahankan kualitas berasnya, setidaknya agar masih layak konsumsi.

Selanjutnya,  Buwas juga mengungkapkan bahwa kondisi beras di gudang bulog saat ini kian mengkhawatirkan. Padahal, jumlahnya tidak sedikit, mencapai ratusan ribu ton.

“106 ribu ton itu sudah mulai turun mutu, dan kita sudah ajukan ke Pemerintah dalam rakortas,” kata Buwas.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x