Teror Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar, Dewi Tanjung: Nyai Punya Feeling Gak Enak, Aparat Jaga Ketat!

- 29 Maret 2021, 11:14 WIB
Politisi Dewi Tanjung
Politisi Dewi Tanjung /Twitter.com/@DTanjung15

GALAMEDIA - Teror bom bunuh diri yang terjadi di di Gereja Katedral, Makassar, pada Minggu pagi, 28 Maret 2021 menghebohkan masyarakat.

Beberapa pihak pun mengecam dan mengutuk tindakan tersebut. Diketahui, kejadian tersebut saat para jemaah gereja sedang melaksanakan ibadah Misa Minggu Palma.

Melalui akun Twitter pribadinya, politisi PDI Perjuangan Dewi Tanjung menduga tujuan bom bunuh diri di Makassar adalah sinyal untuk memicu kerusuhan di daerah rawan konflik.

Baca Juga: Kilang Minyak Balongan Indramayu Meledak, Pertamina Gerak Cepat Blokir Jalan di Sekitar Kejadian

Dewi Tanjung juga meminta aparat keamanan dan intelijen untuk menjaga ketat daerah yang rawan konflik. 

"Nyai Punya Feeling gak Enak. Aparat keamanan dan Intelijen Tolong di jaga ketat Daerah-daerah yang rawan Konflik. Karena diduga tujuan Bom di Makassar bisa jadi itu Sinyal untuk memicu kerusuhan di daerah rawan Konflik," tulis Dewi Tanjung dikutip Galamedia di akun Twitter @DTanjung15, pada Senin, 29 Maret 2021.

Ia juga memperingatkan untuk tetap waspada dan jaga stabilitas demi keamanan negara. "Waspada dan tetap jaga stabilitas keamanan negara," ujarnya.

Baca Juga: Angin Puting Beliung Terjang Desa Ciburial, Kab. Bandung, Sejumlah Rumah Rusak, Tim BPBD Masih Evakuasi

Dilansir Antara, Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo melansir bahwa pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Kota Makassar, Sulawesi Selatan adalah dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Sudah kita dapatkan inisial L, (pelaku). Bersangkutan merupakan kelompok dari beberapa pelaku yang beberapa waktu lalu, telah kita amankan," ujar Listyo Sigit di konferensi pers di depan Gereja Katedral, Makassar pada Minggu malam.

Ia mengatakan, pelaku diketahui tergabung dalam kelompok JAD, dan pernah melaksanakan kegiatan operasi terorisme di Jolo, Philipina pada 2018 lalu.

"Mereka adalah kelompok, beberapa waktu yang lalu (ditangkap), ada kurang lebih 20 orang, dari kelompok JAD yang kita amankan. Mereka bagian dari itu. Inisial dan data-datanya sudah kita pastikan sesuai," beber orang nomor satu Polri ini.

Baca Juga: Teroris Itu Tak Punya Agama, Fahri Hamzah: Plis Sebut Mereka Teroris! Cukup!

Sedangkan aksi yang dilakukan bersangkutan saat ini, merupakan society bomber, dengan membawa ledakan cukup besar sehingga berpengaruh dengan daya ledaknya.

"Jadi kegiatan mereka terjadi saat ini, kita ketahui, adalah ledakan, adalah society bom, menggunakan jenis bom panci, dan itu terkait dengan pengungkapan," ungkap Sigit.

Menurut dia, kepolisian selalu melihat alat bukti dan barang bukti, kemudian halal berkaitan dengan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut juga menjadi pertimbangan. Sehingga diputuskan, dilakukan pengembangan.

Listyo Sigit menyebutkan untuk terduga pelaku bom bunuh diri tersebut, sebanyak dua orang sudah meninggal dunia, dan 19 orang jemaat serta petugas keamanan atau Satpam.***

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah