Pernyataan SBY Patahkan Tudingan Moeldoko Soal Masalah Ideologis Partai Demokrat: 'Demokrat Partai Tengah!'

- 29 Maret 2021, 20:08 WIB
Foto Andi Arief*/
Foto Andi Arief*/ /Twitter @jansen_jsp/

GALAMEDIA - Kader-kader Partai Demokrat ramai-ramai mengunggah sebuh cuplikan wawancara Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (KMT) Susilo Bambang Yudhooyono (SBY).

Hal itu untuk merespons pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Moeldoko terkait alasan dirinya menerima pinangan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat 5 Maret 2021.

Dalam cuplikan video tersebut, SBY menurutkan bahwa Partai Demokrat merupakan partai tengah. Pernyataan itu seolah mematahkan pernyataan Meoldoko yang menyebut bahwa dirinya bersedia jadi Ketua Umum lantaran adanya permasalahan ideologis terjadi di Partai Demokrat dan mengancam Indonesia.

"Perlu diketahui bahwa Partai Demokrat itu adalah partai tengah. Kami menghormati pluralisme dan kader-kader Demokrat itu sangat majemuk dari Sabang sampai Merauke," demikian kata SBY dikutip dari unggahan Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief dalam Twitternya @Andiarief__ Senin, 29 Maret 2021.

Baca Juga: Jangan Minder, Calon Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Percaya Diri Memilih Kampus Terbaik

Diketahui, video SBY tersebut diambil saat wawancara dengan salah satu media nasional.

SBY bahkan menyebutkan bahwa beberapa kader Demokrat juga menjadi Kepala Daerah, hal itu menunjukkan bahwa Demokrat kuat di beberapa daerah tersebut.

Baca Juga: Dalam Sehari, Densus 88 Anti Teror Polri Tangkap Empat Orang Terduga Teroris di Bekasi dan Condet

"Gubernur Aceh adalah kader Partai Demokrat, Demokrat kuat di Aceh. Gubernur Papua juga kader Demokrat, Demokrat juga kuat di Papua," lanjut SBY.

"Sebarannya luas, berbeda kultur, berbeda agama, aliran politik bahkan ideologi," lanjut Presiden Indonesia ke-6 itu.

Lebih lanjut kata SBY, kenyataan demikian menjadi tantangan tersendiri bagi Partai Demokrat apabila di masa depan polariasi dan politik identitas kian kental.

"Nah, dengan kenyataan seperti itu, yang terberat adalah apabila di masa depan politik itu makin terpolarisasi dan politik identitas semakin kental. Berat bagi Demokrat, kami tidak suka polarisasi itu," tegas SBY.

Baca Juga: Dibalik Pertemuan Prabowo dan Menhan Jepang di Tengah Konfrontasi China di Laut Natuna Utara

SBY juga mengungkapkan bahwa Demokrat tidak bisa memilih apakah mengarah ke kiri atau kanan, nasionalis atau islam.

"Pilih kiri atau kanan, Nasionalis atau islam dan sebagainya," tegas SBY lagi.

Dalam video yang sama, SBY juga menegaskan bahwa Partai Demokrat adalah partai yang Nasionalis dan Religius sebagai garis ideologi kami.

"Dan ingat Demokrat itu adalah partai Nasionalis dan religius, itu garis ideologi kami. Begitu terbelahnya, devided-nya politik kita, berat bagi Demokrat nanti," tandas SBY.

Berdasarkan penelusuran Galamedia, setidaknya cuplikan video ini sudah diunggah oleh beberapa akun loyalis AHY di Twitter.

Di antaranya Ketua Bappilu Andi Arief, Wakil Sekeretaris Jenderal Partai Demokrat Imelda Sari dan Rachland Nashidik.

Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Dunia Hiburan, Pemain Sinetron 3 Sempruuul Mengejar Surga Wafat

Seperti diketahui, setelah sekian lama menghilang usai didapuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, Moeldoko Akhirnya buka suara ihwal dirinya menerima pinangan penggagas KLB untuk menjadi Ketua Umum.

“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045," tutur Moeldoko melalui rekaman video yang ia bagikan lewat akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, Minggu, 28 Maret 2021.

"Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat. Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan bangsa dan negara,” jelasnya.

Dalam tayangan berdurasi lebih dari dua menit itu, Moeldoko membeberkan mengenai alasannya bergabung sebagai bagian dari Partai Demokrat melalui KLB.

“Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat, dan kekisruhan sudah terjadi. Arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat,” sebut Moeldoko.

“Untuk itu, semua berujung kepada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat,” kata dia menambahkan.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x