Kemudian di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis) dan di antara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepi sangat jelas bewarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol.
Berikutnya, awan secara tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat (awan Cumulonimbus).
"Selain itu, ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang," katanya.
"Dan durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam, karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini," katanya, menambahkan.
Sementara itu, berdasarkan catatan BPBD, Kecamatan Kalianget merupakan satu dari 14 kecamatan di wilayah itu yang memang rawan terjadi bencana alam berupa angin kencang dan angin puting beliung.
Kecamatan lainnya yang juga rawan bencana angin puting beliung Kecamatan Kota, Saronggi, Bluto, Guluk-Guluk, Pasongsongan, Dasuk, Rubaru, Pragaan, Ambunten, Masalembu, Arjasa, Sapeken, dan Kecamatan Kangayan.***