Gimmick Jokowi, Refly Harun: Bisa Memberantas Korupsi, Namun Tidak Ada Keinginan!

- 20 April 2021, 10:18 WIB
Presiden Joko Widodo.  Gimmick Jokowi, Refly Harun: Bisa Memberantas Korupsi, Namun Tidak Ada Keinginan!
Presiden Joko Widodo. Gimmick Jokowi, Refly Harun: Bisa Memberantas Korupsi, Namun Tidak Ada Keinginan! /Tangkapan layar Youtube/Sekretariat Presiden

GALAMEDIA – Peneliti dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Wana Alamsyah menilai permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk miskinkan koruptor hanya gimmick (trik menarik pertahian) semata.

Menurut dia, di lapangan ternyata hanya sedikit kasus yang ditangani. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan permintaan Jokowi.

Menanggapi hal ini pengamat hukum tata negara Refly Harun menyampaikan pandangannya melalui YouTube Refly Harun berjudul "MISKINKAN KORUPTOR!! CUMA GIMMICK?!".

Baca Juga: Gempa Bumi Bermagnitudo 6,1 di Barat Daya Nias Sempat Timbulkan Kepanikan Warga di Gunungsitoli

Bicara mengenai korupsi di Indonesia, Refly memberikan dua kata yakni, enggan dan tidak bisa.

"Bicara soal korupsi, saya mau memulainya dengan dua kata, satu unwilling (enggan) dan unable (tidak bisa)," ujar Refly membuka video.

Refly pun turut menjelaskan tingkat korupsi di Indonesia semakin tinggi setiap tahunnya.

"Ini mengindikasikan bahwa pemberantasan tindak korupsi dalam era pemerintahan Jokowi tidak bisa dibilang berhasil," ucap Refly.

Refly mengatakan bahwa masih ada waktu sekitar tiga setengah tahun untuk pemerintah membuktikkan diri untuk memberantas atau mengurangi korupsi.

Baca Juga: Aset Baru Monarki Inggris, Cucu Kesayangan Pangeran Philip Lady Louise Curi Perhatian di Tengah Masa Berkabung

"Kalau dibilang gagal, ya katakanlah kita masih menghargai, masih ada waktu tiga setengah tahun lagi untuk membuktikan apakah pemerintahan ini (bisa) atau tidak dalam pemberantasan korupsi," tandasnya.

Jadi persoalan ini akan kembali ke dua kata tadi tidak bisa dan enggan, menurut Refly.

"Tapi persoalannya kembali pada kata unable dan unwilling, kalau dibilang unable, bisa iya bisa tidak," kata dia.

Refly mengatakan bisa dan tidak karena menurutnya, Jokowi bisa saja mengeluarkan kebijakan untuk memberantas korupsi secara tegas karena belum ada gurita bisnis yang dilakukan keluarga Jokowi.

Baca Juga: Romantis! Ridwan Kamil Kerap Berikan Kejutan untuk Sang Istri yang lagi Isoman, Atalia: Suami Siaga Kebanggan

"Kenapa saya katakan bisa iya bisa tidak? Begini, barangkali Presiden Jokowi memiliki kemampuan pada dirinya untuk memerintahkan pemberantasan korupsi tersebut, (alasannya) mungkin karena belum ada gurita keluarga yang terlibat sebagaimana pemerintahan orde baru, misalnya," imbuhnya.

Karena itu tidak susah untuk Jokowi mengeluarkan kebijakan ini. Namun saat ini terlihat bahwa anak Jokowi pun sudah terjun ke dunia bisnis dan politik.

"Karena itu tidak susah mengeluarkan perintah tersebut, mungkin ya, karena sudah mulai ada putra-putra Presiden Jokowi yang turun ke bisnis dan politik," ucapnya.

Refly pun menyebut nama Gibran dan Kaesang sebagai contoh anak Jokowi yang sudah terjun ke dunia bisnis serta politik.

Baca Juga: Selasa Pagi Rupiah Dibuka Menguat 33 Poin, Sedangkan IHSG Terkoreksi Seiring Pelemahan Bursa Saham Global

Jadi sebenarnya Jokowi sebenarnya mampu, namun tidak ada keingingan untuk masalah ini.

"Jadi, kalau kita bicara unable mungkin able tapi willing, nah keinginan ini lah yang sebenarnya sangat memprihatinkan di era pemerintahan Presiden Jokowi,” Refly menjelaskan.

Refly pun menjelaskan tidak ada strategi yang dibuat Jokowi dalam lapangan.

"Ketika Jokowi mengatakan misalnya mau ‘menggigit’ orang korupsi, kita tidak melihat di lapangan ada sebuah strategi yang betul-betul jitu dan strategi yang hanya mengikuti prosedur formal untuk pemberantasan korupsi," kata Refly. ***

 

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x