Karena bila ada yang bicara apa adanya, Refly menilai, bisa saja tiba-tiba orang akan disangkutpautkan dengan sebuah masalah.
“Karena ngomong apa adanya bisa-bisa kemudian tiba-tiba kita disangkutpautkan juga (dengan kasus), ini yang menurut saya gejala yang tidak sehat bagi demokrasi kita, karena yang ada adalah bukan rasa bebas tapi rasa takut untuk mengemukakan sesuatu,” imbuh ahli hukum ini.
Baca Juga: Tanggapi Kasus Pemerkosaan di Kalteng, Ilmuwan: Tak Ada Kaitan dengan Gairah Seksual!
Refly menjelaskan, dalam kasus penangkapan Munarman, tentu ada orang yang ‘bertepuk tangan’.
“Tentu mereka-mereka yang mendukung Munarman ditangkap, bahkan menyuarakan kapan Munarman ditangkap (dan) ada yang secara sinis mengatakan, kapan Munarboy ditangkap, ya mungkin (mereka) bertepuk tangan dengan penangkapan Munarman ini, seolah-olah ini adalah menyelesaikan masalah terorisme di Indonesia,” tandasnya.
Dalam hal ini, Refly berpikiran sama dengan Al Chaidar bahwa tidak yakin Munarman adalah pelaku terorisme.
“Saya terus terang sama seperti Al Chaidar, tidak begitu yakin bahwa Munarman pelaku terorisme dan berpikir untuk melakukan tindak pidana terorisme di negara ini,” ungkap Refly. ***