Proyek Menara Kujang Disorot Anggota DPRD Provinsi, Ketua Kadin: Jangan Cari Panggung di Sumedang!

- 28 Mei 2021, 14:12 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir meninjau titik lokasi rencana pembangunan menara Kujang Sapasang di Panenjoan Desa Jemah Kecamatan Jatigede, Sumedang, Minggu, 23 Mei 2021.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir meninjau titik lokasi rencana pembangunan menara Kujang Sapasang di Panenjoan Desa Jemah Kecamatan Jatigede, Sumedang, Minggu, 23 Mei 2021. /Kabar-Priangan.com/Devi Supriyadi/

"Kalau memang peduli, sejak tahun lalu tambah dong. Jangan cuma Rp 100 miliar. Jadi Rp 250 miliar kek, sebagai aspirasi dari Dewan. Ini kok sudah jadi atas perjuangan eksekutif, malah di permasalahkan," tuturnya.

Secara tegas Thomas mengatakan, Kadin Sumedang beserta seluruh Asosiasi yang tergabung di dalamnya, mendukung sepenuhnya Program Pemerintah dalam membangun Masjid dan Menara Kujang Sepasang di Panenjoan Jatigede tersebut.

"Peupeuriheun korban OTD (orang terdampak) Pembangunan Waduk Jatigede, diganti rugi "sahayuna" dari Jaman Orde baru. Peupeuriheun Keur Pandemi hese usaha. Dengan adanya pembangunan ini diharapkan akan menyerap tenaga kerja lokal. Dan lebih jauhnya akan melahirkan destinasi wisata baru di Sumedang," ujarnya.

Thomas yang juga ketua Badan Promosi Pariwisara Daerah (BPPD) Kabupaten Sumedang, menyebutkan, bahwa destinasi wisata yang dibangun ini akan menjadi magnet tersendiri untuk meningkatkan kunjungan wisata di Sumedang.

Baca Juga: Sinopsis Badai Pasti Berlalu 28 Mei 2021: Mengenaskan! Helmi-Sisca Alami Kecelakaan Mobil

"Ini ikon baru Sumedang, dalam mewujudkan Sumedang menjadi Kabupaten pariwisata. Untuk menarik minat wisawatan dari luar dan dalam Sumedang. Ini akan memberikan harapan bagi Kami para pelaku wisata dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengan) untuk kecipratan rezeki dari program ini," tegasnya.

Sehingga sambung Thomas, apa yang disampaikan anggota DPRD Provinsi Jabar itu sebagai orang yang tidak memahami dan merasakan suasana kebathinan dan pengorbanan warga Sumedang terkhusus warga Jatigede.

"Warga Sumedang, khususnya warga Jatigede itu sudah merelakan tanahnya, hilang mata pencahariannya, hilang rasa "pangabetahna". Sementara air waduknya untuk irigasi di luar Sumedang. Jaring Apung kan tidak boleh, Jadi jangan tambahi beban psikologis lah," pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x