Peringatan Haul 100 Tahun Soeharto, Pesan dan Jasanya yang Selalu Diingat Umat Islam

- 8 Juni 2021, 20:12 WIB
Peringatan Haul 100 Tahun Haji Muhammad Soeharto, yang diselenggarakan secara offline dan virtual dengan aplikasi Zoom, dari Masjid Agung At-Tin Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021./dok.istimewa
Peringatan Haul 100 Tahun Haji Muhammad Soeharto, yang diselenggarakan secara offline dan virtual dengan aplikasi Zoom, dari Masjid Agung At-Tin Jakarta, Selasa, 8 Juni 2021./dok.istimewa /

Turut hadir Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menhan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. KH. Nasaruddin Umar, Prof. Dr. Din Syamsudin, Ir. H. Akbar Tanjung dan Prof. Dr. Sri Edi Swasono.

"Kita tadi sudah melaksanakan pembacaan surat Yasin dan Tahlil dalam rangka memperingati haulnya ayahanda Haji Muhammad Soeharto yang wafat di usia 87 tahun masehi, pada hari Ahad tanggal 27 Januari 2008," tutur Siti Hardijanti Rukmana, dalam sambutannya mewakili putra-putri Soeharto.

Putri pertama Soeharto, yang lebih dikenal sebagai Mbak Tutut ini berharap, momentum haul dapat memberi spirit bagi anak bangsa untuk meneruskan perjuangan Soeharto.

"Mudah-mudahan kita yang melanjutkan perjuangan HM. Soeharto senantiasa diberikan kekuatan, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga betul-betul dapat melanjutkan apa yang menjadi cita-cita Bapak Pembangunan," harap Tutut yang didampingi adik-adiknya, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Hariyadi dan Hutomo Mandala Putra.

Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Desa Kemusuk Yogyakarta. Dia dibesarkan di lingkungan Muhammadiyah. Jasa Soeharto dalam membangun citra Islam di Indonesia cukup signifikan.

Baca Juga: Jerinx SID Hirup Udara Bebas, Langsung Lakukan Ritual Pembersihan Diri

Ia di antaranya menggagas dibangunnya 999 masjid di seluruh Indonesia. Pembangunan masjid dilakukan melalui Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila.

"Beliau adalah orang tua bijak yang sangat kami kagumi dan sayangi. Beliau adalah guru dan teladan yang amat kami hormati. Beliau selalu melangkah dengan semangat kerja tak kenal lelah tanpa pamrih, jujur, tekun, tegas, dan bijaksana," ujar Tutut.

Pada setiap langkah Soeharto, ujar Tutut, selalu dilandasi kedisiplinan yang tinggi sesuai jiwa kemiliteran yang mengalir sejak usia muda.

"Dibarengi tuntunan agama yang lekat dalam jiwanya sejak kecil. Bapak pantang menyerah dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil meskipun banyak kendala yang dihadapi," ungkapnya.

Menurut Tutut, ayahnya sering mengingatkan tentang filosofi Tri Dharma Mangkunegaran. Sebuah doktrin Pangeran Sambernyowo, leluhur keluarganya dalam menumbuhkan rasa cinta rakyat kepada bangsa.

Doktrin itu dikenal dengan 'Tri Dharma', yaitu: "Melu Handarbeni, Melu Hangrungkebi, Mulat Sariro Hangrosowani".

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Rajai Capres dari Kalangan Militer, Bagaimana dengan Prabowo Subianto dan AHY?

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x