Menolak Pakai Ambulans karena Malu, Pasien Covid-19 di Cisewu Diantarkan dengan Sepeda Motor

- 10 Juni 2021, 20:35 WIB
Menolak pakai ambulans, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kecamatan Cisewu diantarkan dengan menggunakan sepeda motor, Kamis, 10 Juni 2021./Foto:Istimewa
Menolak pakai ambulans, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kecamatan Cisewu diantarkan dengan menggunakan sepeda motor, Kamis, 10 Juni 2021./Foto:Istimewa /

GALAMEDIA - Menolak dibawa pakai ambulans, seorang warga terkonfirmasi positif Covid-19 terpaksa diantarkan dengan menggunakan sepeda motor.

Peristiwa tersebut terjadi di Desa Cisewu, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Kamis 10 Juni 2021.

Kepala Desa Cisewu, Udan Rukmana mengatakan, sebelumnya warga tersebut mengalami beberapa gejala lalu pergi ke Puskesmas Cisewu untuk berobat.

Namun setelah diperiksa dan dilakukan rapid tes antiigen oleh pihak Puskesmas, ia diketahui terkonfirmasi positif Covid-19.

Saat hendak diantarkan dengan menggunkan ambulans, terang Udan, pasien tersebut menolak dengan alasan takut membuat keluarga dan tetangganya gempar dan ribut.

"Ya tentunya saya sangat menyesalkan alasan pasien tersebut, karena ini virus berbahaya harus ditangani dengan ketat," ujarnya, saat dihubungi, Kamis 10 Juni 2021.

Baca Juga: Ibas Resmi Bergelar Doktor dengan Predikat Cumlaude dari IPB, AHY: We Are So Proud You!

Menurut Udan, sebenarnya pihak Pukesmas sudah berusaha membujuk agar pasien tersebut mau diantarkan dengan menggunakan ambulans. Namun ia tetap saja menolak dan hanya mau diantarkan dengan motor.

"Sudah dibujuk, bahkan sama Koramil juga, tapi tetap tidak mau, maunya diantar pakai motor, alasannya tak masuk akal. Bagaimana kalau virusnya menyebar di setiap jalan yang ia lalui," ucapnya.

Karena bersikukuh tidak mau dibawa menggunakan ambulans, tambah Udan, pasien itu pun akhirnya terpaksa diantarkan ke rumahnya oleh salah seorang petugas Puskesmas Cisewu ber APD lengkap dengan menggunakan sepeda motor.

"Pasien harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya, ini tetap berisiko, kita sedang menyiapkan tempat isolasi khusus," katanya.

Baca Juga: Haikal Hassan Sebut Cuitan Soal Dana Haji dan RRC Tak Bisa Dipidana: Koruptor Tuh Dipidana!

Udan menyebutkan, dalam seminggu terakhir ini sudah ada 26 warga Desa Cisewu yang tersebar di beberapa Rukun Warga (RW) yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Menurutnya, Pemerintah Desa Cisewu saat ini sedang menyiapkan tempat isolasi khusus untuk warga yang terpapar Covid-19 itu.

"Ya, saat ini kita sedang menyiapkan tempat isolasi khusus untuk warga yang terkonfirmasi positif tersebut," ucapnya.

Malu
Sementara itu, Camat Cisewu, Heri membenarkan adanya pasien terkonfirmasi positif yang diantar dengan menggunakan sepeda motor tersebut.

Ia pun mengaku sudah mengonfirmasi langsung terkait kejadian itu ke Kepala Puskesmas Cisewu.

Menurut Heri, berdasarkan keterangan Kepala Puskesmas Cisewu, pihak Puskesmas telah menyediakan ambulans dan sudah meminta pasien agar mengunakan ambulans untuk kembali ke rumah, namun pasien tetap menolak dengan alasan malu.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Minta Nama Baik dan Kehormatannya Dikembalikan

Heri mengungkapkan, selama ini memang masih banyak warga di Kecamatan Cisewu yang menganggap jika Covid-19 itu sebagai aib. Sehingga tidak sedikit warga yang terpapar cenderung merahasiakannya.

"Yang namanya di kampung, kalau diantar pakai ambulans kan jadi ramai. Memang dirasakan oleh para penyintas Covid-19, selain masalah kesehatan ada juga dampak psikologis kepada mereka," katanya.

Karenanya, lanjut Heri, pihak puskesmas pun terpaksa mengantar pasien tersebut dengan menggunakan sepeda motor. Meski begitu, tambah Heri, petugas yang mengantarkan pasien itu sudah menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap sehingga dinilai aman.

Selain itu, menurut Heri, petugas puskesmas juga memutuskan memperbolehkan pasien tersebut menjalani isolasi mandiri di rumah karena statusnya tanpa gejala.

Rumah pasien juga sudah diverifikasi oleh tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kecamatan Cisewu dan dinyatakan layak untuk dijadikan tempat isolasi mandiri.

Baca Juga: Membanggakan, BRI Berhasil Meraih Juara I & Juara Favorit Lomba Berbalas Pantun Tingkat Nasional

"Pasien itu memang statusnya tanpa gejala. Jadi boleh menjalani isolasi mandiri. Kalau ada indikasi gejala, puskesmas juga akan langsung merawatnya,"
ucapnya.

Menurut Heri, selama tidak ada gejala, pasien akan tetap menjalani isolasi mandiri. Pemerintah desa setempat akan memberi jaminan hidup (jadup) kepada pasien selama isolasi mandiri. Kondisi pasien juga akan terus dipantau oleh petugas. Kalau ada pemburukan, maka akan dirujuk.

Heri juga mengaku jika pihaknya telah memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tak lagi memberi stigma kepada pasien Covid-19. Justru, warga sekitar harus membantu memberikan dukungan kepada pasien agar dapat segera pulih.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, hingga Rabu, 9 Juni 2021 pukul 23.15 total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Garut berjumlah 11.409 kasus.

Jumlah itu terdiri dari 1.452 Kasus isolasi mandiri, 409 Kasus isolasi RS/perawatan, 9.048 Kasus sembuh dan 500 Kasus meninggal.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x