Megawati Jadi Profesor, Langsung Berikan Pujian ke Jokowi Gara-gara Hal Ini

- 11 Juni 2021, 20:16 WIB
Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri dalam orasi ilmiahnya di Universitas Pertahanan, Jumat 11 Juni 2021.
Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri dalam orasi ilmiahnya di Universitas Pertahanan, Jumat 11 Juni 2021. /Tangkapan layar Universitas Pertahanan official/

Megawati mengutip apa yang disampaikan oleh Proklamator RI Bung Karno di dalam pidato singkat sebelum membacakan Teks Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Golkar Mendadak Mesra dengan Partainya Vladimir Putin, Ada Apa ya?

Saat itu Bung Karno menyatakan, 'Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib bangsa dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya'.

"Spirit percaya pada kekuatan sendiri inilah yang harus menjadi spirit bangsa. Inilah peran dan tugas kepemimpinan strategik, menggelorakan semangat bagaikan api nan tak kunjung padam," tuturnya.

"Inilah tugas kepemimpinan strategik pada masa krisis: menggelorakan dedication of life tanpa pernah mengenal akhir bagi bangsa dan negaranya. Inilah spirit menjadi patriot bangsa yang selalu dikobarkan di Kampus Pertahanan dan Bela Negara ini," lanjut Megawati.

Ketua Umum PDI Perjuangan ini mengatakan, dengan adanya BRIN, maka seluruh kerja strategis riset dan inovasi ditujukan pada empat hal pokok, yakni manusia, flora dan fauna, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat bagi kemajuan bangsa.

Baca Juga: Link Streaming dan Spoiler Tokyo Revengers Episode 10 : Akkun Datang, Takemichi Selamat

"Kalau skala prioritas riset dan inovasi diperas lagi, maka menghadirkan amal pengetahuan dan teknologi bagi perbaikan peri kehidupan rakyat sehari-hari sebagai prioritas utama. Saat ini stunting akibat kekurangan gizi. Di situlah salah satu prioritas BRIN," lanjutnya.

Indonesia, ujarnya, memiliki potensi kekuatan besar. Dari jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 270 juta, bonus demografi, sumber kekayaan hayati, hingga sumber daya alam besar.

Baginya, hal itu sangat memerlukan kepemimpinan strategik yang memuat aspek ideologis, kepemimpinan teknokratik, dan kepemimpinan berkarakter. Ini yang membangun legitimasi bagi konsolidasi seluruh kekuatan nasional bagi kemajuan suatu bangsa.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x