Klaim Sepihak Obat Terapi Covid-19 Ivermectin, Pakar UI: Masyarakat Jangan Percaya, Belum Ada Bukti Ilmiah

- 3 Juli 2021, 13:01 WIB
Ilustrasi Ivermectin yang diklaim bisa menyembuhkan Covid-19.
Ilustrasi Ivermectin yang diklaim bisa menyembuhkan Covid-19. /Gavi, The Vaccine Alliance

GALAMEDIA - Di tengah meningkatkan kasus Covid-19 di Tanah Air, muncul klaim terkait 'keampuhan' obat Ivermectin.

Namun Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai klaim tersebut sebagai pengobatan Covid-19.

"Janganlah percaya dengan klaim-klaim obat yang belum tentu benar. Sejak tahun lalu klaim-klaim itu selalu berlanjut tanpa riset yang baik yang bisa kita percaya, dengan cara betul kita pahami dan terbuka," terang dia.

"Kita jangan langsung percaya," kata Pandu dalam konferensi pers yang diadakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Jakarta, Jumat, 2 Juli 2021.

Baca Juga: MUI Sampaikan Pesan Penting Terkait Kebijakan PPKM Darurat, Singgung Soal Pelaksanaan Ibadah

Pandu mengatakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan obat ivermectin dipakai untuk rangkaian uji klinis, dan belum ada hasil uji klinis yang menunjukkan obat ivermectin memiliki efikasi untuk terapi pengobatan Covid-19.

"Belum ada 'evidence' (bukti) yang menyatakan secara 'scientific' (ilmiah) (ivermectin) bisa sebagai terapi COVID-19," tutur Pandu, dikutip dari Antara, Sabtu, 3 Juli 2021.

Pandu mengatakan harus dicegah distribusi ivermectin di luar ketentuan yang ada untuk menghindari penyalahgunaan obat.

Dia mengaku menemukan penjualan ivermectin yang dikemas dalam satu paket dengan vitamin untuk orang tanpa gejala dan isolasi mandiri.

Baca Juga: Sosok Rachmawati Soekarnoputri di Mata Yusril Ihza Mahendra

Pandu mengimbau masyarakat untuk tidak sembarang mengkonsumsi obat, terutama yang isolasi mandiri. Konsumsi obat tidak benar akan merugikan diri sendiri.

Dia juga mengajak anggota masyarakat untuk tidak mencoba mendiagnosis sendiri. Namun, perlu konsultasi dengan dokter sehingga tahu dan mendapat penanganan yang tepat dan obat yang sebaiknya dikonsumsi.

"Efek samping jangka panjang kita ngak tahu apalagi dikonsumsi tiap hari," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x