AHY Ungkap Buzzer Sebagai Profesi Baru: Mengerikan, Kerjanya Menyebar Fitnah dan Kebohongan

- 23 Agustus 2021, 19:51 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). /Tangkap Layar / Foto Instagram @agusyudhoyono


GALAMEDIA - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berbicara soal buzzer yang kini marak di ruang publik.

AHY mengatakan bahwa dewasa ini buzzer sudah menjelma sebagai profesi baru yang bekerja untuk memfitnah.

Pernyataan itu diungkapkan AHY saat menyampaikan pidato politiknya yang disiarkan di saluran YouTube CSIS Indonesia Senin, 23 Agustus 2021.

Semula AHY berbicara soal post-truth politic yang merujuk pada saling fitnah dan membunuh karakter satu sama lain bukan suatu hal yang baru di dunia.

Baca Juga: Pejabat Pemerintah Anti-Kritik, AHY: Lebih Menyakitkan, Jika Dianggap Segaia Perlawanan

Namun kata AHY, kondisinya kian parah dengan adanya teknologi terutama di era digital seperti sekarang ini.

"Post-truth politics. Politik fitnah dan saling 'membunuh karakter' memang bukan sesuatu yang baru," ujar AHY.

"Tapi di era yang semakin digital ini, post-truth politics sangat mudah untuk di orkestrasi secara membabi buta," sambungnya.

Putra sulung Presiden Indonesia keenam ini juga menyoroti soal hoaks hingga ujaran kebencian yang kini seolah menjadi norma baru.

"Hoax, black campaign, hate speech, dan berbagai format disinformasi lainnya, seolah menjadi norma baru dalam kehidupan demokrasi kita," ujarnya.

Lebih lanjut kata dia, fenomena tersebut kini sudah mengerikan karena setiap orang dengan mudah menjadi korban fitnah namun tidak bisa mengklarifikasi.

"Mengerikan, ketika mengetahui bahwa hari ini sangat mudah bagi siapa pun menjadi korban fitnah, tanpa daya untuk mengklarifikasinya," beber AHY.***

Seharusnya kata AHY, kemudahan teknologi seperti sekarang ini diikuti dengan kesadaran untuk menggunakannya secara hati-hati dan bertanggung jawab.

"Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi, juga penetrasi media sosial yang semakin luas, seharusnya diikuti dengan kesadaran kita untuk menggunakannya secara lebih hati-hati dan bertanggung jawab," ujarnya.

Baca Juga: Pemilik Kafe Didenda Rp 500 Ribu Gara-gara Langgar Prokes, Fajri: Akhir Bulan, Saya Harus Gaji Karyawan

Namun justru yang terjadi adalah sebaliknya. Buzzer kata AHY kini menjadi profesi baru yang menebar fitnah hingga membunuh karakter seseorang yang berlawanan.

"Kenyataannya justru sekarang ada profesi baru, yaitu pasukan buzzer yang memang pekerjaannya adalah memproduksi dan menyebar fitnah dan kebohongan termasuk menghabisi karakter seseorang atau suatu kelompok yang dianggap berbeda sikap dan pandangan dalam situasi seperti ini," tegas AHY.***

 
 

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x