"Salah satu kunci keberhasilan Kabupaten Sumedang dalam menurunkan angka stunting adalah adanya komitmen pimpinan. Stunting merupakan bagian dari masalah yang harus kita selesaikan. Kita harus melahirkan program serta kegiatan untuk mengatasinya," tegasnya.
Selain itu, pemimpin harus mampu menyelesaikan persoalan dengan cara melakukan konsolidasi melalui birokrasi untuk sama-sama memahami akan arti pentingnya penyelesaian masalah. Harus ada cross cutting dari seluruh stakeholder yang terlibat dalam menangani stunting melalui program dan kegiatannya.
Sambung Dony, dalam menghadapi persoalan stunting di Kabupaten Sumedang, telah dilakukan pendekatan sistem melalui Peraturan Bupati, yang mengarah kepada hal tersebut seperti Perbup mengenai peran serta Pemerintah Desa.
"Salah satunya, Dana Desa harus diarahkan untuk stunting, penurunan kemiskinan, dan peningkatan indeks kepuasan masyarakat," ujarnya.
Disamping itu, setiap daerah harus ada inovasi untuk mengatasi persoalan stunting yakni dengan pemanfaatan IT (Information technology).
Dimana Kabupaten Sumedang sendiri tengah menerapkan SPBE (sistempemerintahanberbasiselektronik). Jadi pemanfaatan IT merupakan kunci untuk percepatan akselerasi, pencapaian program dan kegiatan.
Pada gilirannya Kabupaten Sumedang telah berhasil menurunkan angka stunting. Salah satunya dengan aplikasi e-Simpati (Sistem Pencegahan Stunting Terintegrasi).
"Aplikasi ini digunakan para kader Posyandu untuk melakukan pendataan, pencatatan riwayat pemeriksaan ibu hamil dan anak, serta memberikan wawasan terkait status gizi anak untuk melakukan pencegahan stunting. Dan itu yang menjadi salah satu kesuksesan Kabupaten Sumedang dalam menurunkan angka stunting," pungkasnya.***