Ironi Hukum di Negeri Sendiri, Kritik Petinggi Kampus Dipidana: Undang-undang Dicerca Tanpa Paham Isinya

- 5 September 2021, 19:41 WIB
Dosen USK Saiful Mahdi (kemeja putih) bersama kuasa hukumnya Syahrul (kanan) saat memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan di Mapolresta Banda Aceh, di Banda Aceh. ANTARA/HO-Dok.pribadi.
Dosen USK Saiful Mahdi (kemeja putih) bersama kuasa hukumnya Syahrul (kanan) saat memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan di Mapolresta Banda Aceh, di Banda Aceh. ANTARA/HO-Dok.pribadi. /

GALAMEDIA - Guru Besar Fisip Universitas Airlangga (Unair), Henry Subiakto menyoroti kasus yang menimpa Dosen Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Saiful Mahdi.

Henry Subiakto tak setuju, dengan hukuman pidana yang menimpa Saiful Mahdi, lantaran ia hanya mengkritik kebijakan dari seorang petinggi kampus.

Hal itu sampaikan Henry Subiakto melalui cuitan di akun media sosial Twitter pribadinya, Minggu 5 September 2021.

Menurut Henry Subiakto, hukuman pidana yang menimpa Saiful Mahdi menandakan bahwa penerapan hukum di Indonesia tumpang tindih.

Apalagi menurutnya di Indonesia ini terdapat kasus yang lebih parah dibandingkan Saiful Mahdi yang mengkritik seorang petinggi kampus.

Baca Juga: KPI Diam Saja Soal Saipul Jamil, Deddy Corbuzier Tak Heran: Ya Iyalah KPI Sendiri Ternyata…

Ia kemudian menyinggung kasus dimana kepala negara pernah dihina dan difitnah, namun pelakunya tidak mendapat hukuman.

Dua kejadian yang sangat kontras itulah, membuat Henry Subiakto mengatakan bahwa ada sebuah ironi pada penerapan hukum di Indonesia.

"Mengkritik Petinggi Kampus dipidana. Melecehkan, menghina dan memfitnah Kepala negara malah gak papa. Inilah ironi penerapan hukum Indonesia," ujarnya, dikutip Galamedia, Minggu 5 September 2021.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x