Vaksinasi Belum Merata di Negara Miskin, Dirjen WHO Minta Negara-negara Kaya Hentikan Sementara Vaksin Booster

- 9 September 2021, 16:59 WIB
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. /WHO

GALAMEDIA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali meminta agar negara-negara kaya menghentikan sementara suntikan ketiga vaksin Covid-19.

Hal ini karena banyak negara miskin yang masih belum mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama.

Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus geram karena asosiasi produsen farmasi terkemuka mengatakan persediaan vaksin cukup tinggi untuk suntikan booster.

"Saya tidak akan tinggal diam saat perusahaan dan negara yang mengontrol vaksin global berpikir bahwa orang miskin dunia harus menerima sisa vaksin," kata Tedros dilansir Aljazeera.

Menurutnya, bukan hanya negara-negara kaya saja yang berhak mendapatkan vaksin tetapi negara miskin juga berhak mendapat hak yang sama.

Baca Juga: Kemenkes Ikuti Instruksi Wapres: Perketat Pintu Masuk Indonesia Antisipasi Sebaran Varian Mu dari 46 Negara

"Petugas kesehatan mereka, orang tua, dan kelompok berisiko lainnya memiliki hak yang sama untuk dilindungi," sambungnya.

Tedros sebelumnya menyerukan moratorium pada suntikan booster hingga akhir September.

Namun, negara-negara seperti Israel, Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan negara lainnya mengabaikan hal itu dan tetap memberi suntikan booster.

Bahkan mereka saat ini tengah mempertimbangkan rencana untuk memberi suntikan ketiga bagi rakyatnya yang rentan seperti orang tua dan lainnya.

Baca Juga: IU Kirim Truk Kopi Untuk Aktris Cilik Kim Minseo Bintang Drakor Hometown Cha-cha-cha

Kepala WHO mengatakan bahwa dirinya mendapat dukungan dari menteri kesehatan dari beberapa negara untuk komitmen memvaksinasi setidaknya 40 persen pada akhir tahun.

“Sebulan yang lalu, saya menyerukan moratorium global pada dosis booster, setidaknya sampai akhir September untuk memprioritaskan vaksinasi orang yang paling berisiko di seluruh dunia yang belum menerima dosis pertama mereka,” kata Tedros.

Oleh karena itu, Tedros meminta agar negara-negara yang sudah memulai suntikan booster untuk dihentikan sementara hingga akhir tahun.

“Jadi hari ini, saya menyerukan perpanjangan moratorium hingga setidaknya akhir tahun untuk memungkinkan setiap negara memvaksinasi setidaknya 40 persen dari populasinya,” katanya.

Tedros mengatakan sekitar 80 persen dari 5,5 miliar dosis vaksin yang telah diberikan secara global ditujukan ke negara-negara berpenghasilan tinggi.

Pada hari Selasa, Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi mengatakan perusahaan vaksin saat ini memproduksi dosis vaksin virus corona dengan laju sekitar 1,5 miliar per bulan.

Dalam laporan terpisah, organisasi internasional yang menjalankan COVAX, sebuah program global yang menyediakan vaksin COVID-19 ke negara-negara miskin mengatakan akan turun hampir 30 persen dari target sebelumnya yaitu 2 miliar suntikan tahun ini.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x