Selama PJJ, Kekerasan Terhadap Anak Meningkat

- 17 September 2021, 21:18 WIB
Anak usia sekolah banyak ditemukan menjadi badut jalanan di sejumlah perempatan lampu merah di Kabupaten Garut./Agus Somantri/Galamedia
Anak usia sekolah banyak ditemukan menjadi badut jalanan di sejumlah perempatan lampu merah di Kabupaten Garut./Agus Somantri/Galamedia /

Baca Juga: Karni Ilyas Dibuat Bingung dengan Kebijakan Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi bagi Penumpang Pesawat

Bahkan hingga kini kekerasan terhadap anak tersebut masih berlangsung karena kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) saat ini masih dilakukan secara terbatas.

"Kalau saat anaknya belajar di sekolah, kekerasan terhadap anak tidak terjadi. Tapi saat di rumah, kembali berulang," ucapnya.

Rahmat menyebutkan, kekerasan terhadap anak selama PJJ tersebut menjadi perhatian pihaknya. Ia pun berharap agar hal itu tidak dilakukan karena akan memberikan dampak psikologis secara tidak langsung terhadap anak.

Hal lainnya, terang Rahmat, PJJ juga tidak jarang melahirkan terjadinya eksploitasi tanpa disadari oleh orang tua terhadap anak.

Ia mencontohkan, sekarang ini di Garut banyak ditemukan badut-badut di jalanan yang didalamnya anak-anak.

Baca Juga: Gerah dengan Amandemen UUD 1945, Gatot Nurmantyo Pertanyakan Kejiwaan Pengusulnya

"Orang tua menyebut itu kemauannya si anak, tapi mereka menikmati keuntungan dari aktivitas tersebut," katanya.

Rahmat menuturkan, kegiatan tersebut menjadi sesuatu hal yang bisa mempengaruhi pendidikan anak, karena kesehariannya dihabiskan di jalanan.

Disamping itu, mereka juga kemungkinan akan bertemu dengan hal-hal yang tidak wajar.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x