GALAMEDIA – Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung ke dalam forum negara G-20.
Baru-baru ini, Indonesia terpilih sebagai tuan rumah pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 2022 mendatang.
Di samping itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga terpilih sebagai Presidensi G-20.
Dilansir Galamedia dari akun Twitter politisi Partai Demokrat Cipta Panca Laksana, terdapat tiga alasan Indonesia masuk ke dalam forum negara G-20, yaitu:
Baca Juga: Sampaikan Pembelaan, Aa Umbara: Sedikitpun Saya Tidak Mencuri Hak-hak Warga, Apalagi Dimasa Pandemi
1. Pertumbuhan ekonomi di Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Di saat krisis ekonomi melanda pada 2007-2008, pemerintahan Presiden SBY berhasil mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga menyentuh angka 4 persen.
Berkat hasil positif tersebut, Indonesia di era SBY berhasil menembus deretan tiga besar negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia.
Pada saat itu, Indonesia di era SBY hanya kalah dari dua negara dengan populasi penduduk terbesar, yakni China dan India.
Dengan masuknya ke forum negara G-20, Indonesia diharapkan dapat berkontribusi pemikiran dan solusi atas setiap masalah perekonomian global.
Baca Juga: Polemik Tes PCR, Joko Anwar: Apakah Ada Oknum Pejabat yang Punya Saham di Bisnis Tes PCR?
2. Krisis ekonomi 1997-1998
Indonesia merupakan satu dari sekian banyak negara yang terkena imbas krisis ekonomi pada 1997-1998.
Dengan masuknya ke forum negara G-20, Indonesia diharapkan dapat sharing pengalamannya ketika menghadapi krisis ekonomi pada 1997-1998 guna dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi setiap masalah perekonomian global.
3. Sambungan telepon SBY dengan Perdana Menteri Australia dan Presiden Amerika Serikat
Undangan masuk forum G-20 diperoleh Indonesia setelah SBY berkomunikasi dengan Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd dan Presiden Amerika Serikat, John Bush.
Perlu diketahui bersama, Amerika Serikat dikenal sebagai pemegang kuasa penuh atas siapa-siapa yang ingin masuk forum G-20.
Sementara Australia dikenal sebagai deputy sherrif Amerika Serikat atau dengan kata lain dikenal sebagai sekutu penting Amerika Serikat.***